Minggu, 17 November 2024

Basmi DBD, Jumantik Akan Diaktifkan Kembali

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi.

batampos – Puskesmas Batuaji berencana akan mengaktifkan kembali juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) cilik di pemukiman masyarakat.

Jumantik yang telah dibekali dengan cara mencegah jentik nyamuk akan memantau, mengawasi dan bahkan mengajak masyarakat untuk menerangi jentik-jentik nyamuk yang menjadi sumber penyakit.

Kepala Puskesmas Batuaji Sri Fetra Neti menjelaskan, jumantik ini sebenarnya sudah lama ada di setiap perumahan. Jumantik ini dibawa bimbingan dan pengawasan kader posyandu.

Baca Juga: Cegah DBD, Lapas Batam Lakukan Pembersihan Blok Hunian WBP

Namun belakangan banyak yang sudah tidak aktif. Ini akan jadi perhatian kembali demi menekan penyebaran penyakit DBD sepanjang musim hujan ini.

“Akan diaktifkan kembali. Tim kembali bergerak. Selama ini sudah ada semua di tiap pemukiman. Yang sudah tamat sekolah akan kita ganti. Kita butuh dukungan dari RT/RW dan masyarakat untuk program ini, ” kata Sri.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmajardi juga menyerukan hal yang sana untuk menekan angka penyebaran DBD ini. Jumantik harus diaktifkan kembali.

“Dari Dinkes sendiri kami sudah seruhkan ke setiap puskemas dan kader (posyandu) untuk kembali aktifkan juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) baik yang cilik atau dewasa. Itu yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD ini. Minimal satu rumah satu jumantik,” katanya.

Untuk lingkungan yang belum memiliki jumantik, Didi berharap agar petugas dari Puskesmas segera bergerak memanfaatkan anak-anak sekolah yang ada sebagai jumantik.

“Yang sudah ada diaktifkan lagi dan yang belum segera dibentuk. Ini penting karena kalau ada jumantik dalam rumah tentu lebih efektif karena dia lebih tahu keadaan dalam rumahnya,” katanya.

Jumantik ini terang Didi, tugasnya untuk memantau jentik-jentik yang menjadi bibit nyamuk di rumah. Jika ada maka jumantik akan memberantasnya dengan berbagai cara yang sudah diajarkan.

Sementara untuk upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD selain fogging dari Dinkes, masyarakat juga diimbau untuk melakukan pola 3 M plus yang sudah diajarkan yakni menguras, mengubur dan menutup wadah penampungan air serta mengenakan alat pengaman anti nyamuk saat beraktifitas di luar rumah seperti cairan anti nyamuk dan kelambu saat tidur.

“Fogging sifatnya hanya bunuh nyamuk dewasa agar tidak menyebar ke tempat lain. Tapi yang lebih efektif (memerangi DBD) adalah pencegahan yakni dengan jumantik dan juga pola 3 M plus tadi. Itu adalah budaya hidup sehat dan harus dilakukan di tiap rumah,” pesannya. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Kota Mandiri Renggali Cicilan Mulai Rp660 Ribuan

Update