batampos – Puluhan ribu pekerja yang memasukan lowongan kerja saat Job Fair 2022 di SP Plaza, kebanyakan tidak memiliki soft skill. Sehingga, banyak berguguran dalam seleksi tahap awal di beberapa perusahaan.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam, Rudi Sakyakirti. “Jumlah pastinya belum tahu, tapi cukup banyak,” kata Rudi, Sabtu (12/11).
Ia mengatakan, saat ini di Batam, kebutuhan tenaga kerja sudah berbeda. Tidak lagi seperti dulu atau seperti di beberapa daerah lainnya. Perusahaan-perusahaan memerlukan tenaga kerja terampil dan memiliki skil-skil yang mumpuni.
Baca Juga: Ini Kata Apindo Terkait Jumlah Pengangguran di BatamÂ
Rudi mengatakan, bagi warga Batam, hal ini mungkin bukanlah hal yang baru. Namun, orang-orang yang datang ke Batam bermodalkan ijazah saja, tentunya tidak mengetahui kondisi terkini di Batam.
Pengangguran di Batam berdasarkan dokumen AK1 (Kartu Tanda Pencari Kerja) hampir mencapai 20 ribu orang. Namun, jika ditelusuri berdasarkan KTP, tidak semuanya dari Batam.
“Sebagian besar datang dari luar Batam. Kalau statistik 9 persenan. Data statistik atau AK1, jumlah ini termasuk besar,” ungkap Rudi.
Namun, Pemerintah Kota Batam tidak berbuat banyak mengatasi problem itu. Sebab, meskipun kebutuhan tenaga kerja di Batam juga tinggi. Namun, yang dibutuhkan adalah tenaga kerja terampil.
Sedangkan yang datang dari luar Batam, hanya bermodalkan ijazah semata. “Contohnya bisa dilihat dari job fair kemarin. SMOE buka 400 lowongan kerja, namun tidak banyak yang bisa masuk ke sana,” ujar Rudi.
Baca Juga: Persaingan Kerja di Batam Kian Ketat
Saat ditanya alasannya? Rudi mengatakan akibat para pencaker hanya membawa ijazah. Sedangkan mereka tidak punya sertifikat keterampilan.
“Padahal, kebutuhan tenaga kerja bidang welder cukup banyak. Tapi, tak bisa terpenuhi,” tuturnya.
Meskipun pengangguran di Batam kebanyakan berasal dari luar Bandar Kota Madani ini, Namun problem ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintahan Kota Batam.
Salah satunya yang dapat menyelesaikan permasalahan ini adalah dioperasikannya BLK (Balai Latihan Kerja) milik Kemnaker. “Selain penambahan jumlah lapangan pekerjaan, keberadaan BLK menjadi salah satu solusi menyelesaikan permasalahan tenaga kerja di Batam,” ungkap Rudi.
Kepada para pekerja di Batam atau yang akan datang ke Batam, ia berharap jangan hanya mengandalkan ijazah. “Batam ini daerah berkembang, teknologi sudah maju. Sehingga membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Misal, memiliki soft skill di bidang informatika, teknik jaringan, komputerisasi,” ucap Rudi. (*)
Reporter : FISKA JUANDA