batampos – Kota Batam masih kekurangan lebih dari 700 guru untuk memenuhi kebutuhan mengajar di sekolah negeri setingkat SD dan SMP. Belum adanya pengangkatan guru-guru baru yang diizinkan oleh Kemenpan RB, berdampak pada membeludaknya jumlah siswa di setiap rombongan belajar (Rombel) di Batam.
“Untuk tenaga pendidik seperti yang saya sampaikan kita masih kekurangan pendidik. Makanya untuk beberapa rombel terpaksa dipadatkan karena kekurangan SDM pengajar tersebut,” ujar Tri Wahyu kepada Batam Pos, Selasa (30/7).
Menurut Tri, seharusnya di tiap rombel itu maksimal 36 sampai dengan 40 siswa. Namun di tahun ajaran baru 2024/2025 ini dipadatkan rata-rata menjadi 45 orang siswa disetiap kelasnya.
Baca Juga: Geledah Ruang Direktur RSUD Embung Fatimah, Kejari Batam Bawa 13 Kardus Dokumen
“Kita padatkan karena kalau jumlah rombelnya ditambah maka jumlah guru yang ada saat ini tidak akan cukup mengajarnya. Itu makanya untuk PPDB kami berharap kerja sama di seluruh pihak, Pemko Batam, DPRD Batam dan masyarakat,” ujar Tri.
Membludaknya jumlah siswa di tiap kelas ini, lanjut Tri, tentu saja akan berdampak kepada kualitas belajar mengajar itu sendiri. Pasalnya, belajar akan kurang efektif mengingat siswa di satu kelas melebihi batas maksimal rombel yang ditetapkan.
“Pasti berpengaruh. Satu sisi kita belum bisa merekrut guru baru sehingga agak sulit menambah daya tampung,” ucapnya.
Apakah seluruh siswa yang tidak diterima di sekolah negeri di PDB tahun ini ditampung di sekolah negeri, Tri menjawab tidak semua yang diterima. Ada beberapa sekolah yang masih menyediakan rombel dialihkan bagi siswa yang tidak diterima.
Baca Juga:Â PKS Gabung Koalisi, 11 Partai Usung Amsakar-Li Claudia
Sementara itu siswa yang tidak mampu yang masih ada kuotanya juga dialihkan ke sekolah terdekat yang ada kuota.
“Jadi tak semua kita tampung. Kalau diterima semua semakin parah. Bisa-bisa sampai 60 orang siswa per rombel. Kita terima yang masih ada kuotanya dan dari keluarga tak mampu. Di luar itu kita arahkan ke sekolah swasta,” tegas Tri Wahyu.
Ia menambahkan jumlah siswa di tiap rombel tahun ini tidak sepertinya tahun sebelumnya. Tahun 2023 lalu rombel per kelas di Batam maksimal mencapai 60 siswa dan itu merata hampir di semua tingkatkan sekolah baik SD dan SMP.
“Tahun ini kita hanya 45 siswa per rombel. Inipun tahun depan harus ditekan kembali di bawah 40 siswa per kelas. Karena akan berdampak terhadap alokasi bantuan dana dari pusat. Jadi secara bertahap ke arah ideal akan kita lakukan,” tuturnya
Disinggung mengenai perekrutan guru P3K untuk memenuhi kekurangan 700 orang guru di Batam saat ini, Tri menjawab, perekrutan P3K saat ini hanya mengangkat guru yang statusnya honorer menjadi P3K. Sehingga secara jumlah tidak ada perubahan. Namun begitu ia berharap dengan adanya penambahan guru P3K ini bisa mengurai siswa di tiap rombel.
“Setelah ada penambahan guru tentu akan bertahap kita uraikan,” pungkasnya.
Anggota DPRD Batam Udin P. Sihaloho menghimbau bagi siswa yang tidak diterima di sekolah negeri dia berharap orang tua tetap menyekolahkan anak-anaknya di sekolah swasta.
“Solusinya sekolah swasta. Jangan lagi dipaksakan di sekolah negeri. Harus ada kerjasama semua pihak, sehingga tidak ada lagi siswa yang menumpuk di sekolah negeri,” tegas Udin.
Baca Juga:Â Liburan Berujung Petaka, Turis Kemalingan di Kapal Feri dan Ditolak Masuk ke Batam
Ia mengatakan demikian bukan tanpa alasan. Pasalnya di tengah keterbatasan guru saat ini sangat tidak memungkinkan untuk menambah jumlah rombel di kelas ataupun sif belajar.
“Jangan dipaksakan ke sekolah negeri. Kadang banyak orang tua ketika ada sekolah gratis mereka lepas tanggung jawab dan memaksakan anaknya masuk di sekolah negeri, ” ujarnya.
Jika ini tetap dibiarkan dan ditampung sambung Udin, tentu akan menjadi penyakit musiman setiap tahun setiap kali PPDB.
“Kepada Pemko Batam kita berharap tetap bersinergi dengan sekolah swasta seperti subsidi silang sehingga biaya yang ditanggung orang tua menjadi tak terlalu berat,” pungkasnya.(*)
Reporter: Rengga Yuliandra