batampos — Pariwisata Kepri menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke provinsi ini pada November 2024 mencapai 138.873 orang. Angka tersebut naik 0,63 persen dibandingkan Oktober 2024 (month-to-month) dan meningkat 5,84 persen dibandingkan November 2023 (year-on-year).
Kota Batam masih menjadi pintu masuk utama bagi wisman, dengan mencatatkan 112.641 kunjungan atau sekitar 81,11 persen dari total kunjungan ke Kepulauan Riau. Kabupaten Bintan berada di posisi kedua dengan 14.933 kunjungan (10,75 persen), disusul Kabupaten Karimun dengan 6.911 kunjungan (4,98 persen), dan Kota Tanjungpinang dengan 4.388 kunjungan (3,16 persen).
Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman ke Kepri sepanjang Januari-November 2024 mencapai 1.463.327 orang. Angka ini naik 9,71 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023, yang mencatatkan 1.341.185 kunjungan.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kepulauan Riau juga mengalami peningkatan. Pada November 2024, rata-rata TPK tercatat sebesar 57,98 persen, naik 2,32 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan November 2023, TPK ini mengalami penurunan sebesar 2,93 poin.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik di hotel berbintang adalah 1,86 hari. Tamu asing tercatat memiliki rata-rata lama menginap 2,02 hari, lebih tinggi dibandingkan tamu domestik yang hanya 1,77 hari.
Wisman yang berkunjung ke Indonesia pada November 2024 didominasi oleh turis asal Malaysia (15,96 persen), Australia (11,86 persen), dan Singapura (11,03 persen). Kepulauan Riau menjadi destinasi wisata ketiga terpopuler di Indonesia dengan 1.463.327 kunjungan, setelah Bali dan DKI Jakarta.
“Performansi kunjungan wisman Kepri tahun 2024 menunjukkan tren pertumbuhan yang baik dan, insya Allah, akan mencapai target,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti.
Meski demikian, ia mengamini bahwa distribusi kunjungan wisman yang kurang merata. Batam masih menjadi pintu masuk utama dengan kontribusi sebesar 75-78 persen, diikuti Bintan 15 persen, Karimun 5 persen, dan Tanjungpinang 5 persen rata-rata setiap tahun.
Faktor aksesibilitas menjadi salah satu alasan dominasi Batam. Kota ini memiliki lima pelabuhan laut dan satu bandara internasional yang melayani penerbangan langsung ke beberapa negara. Selain itu, atraksi wisata di Batam juga semakin variatif, menjadikannya destinasi favorit.
Sebaliknya, aksesibilitas di Bintan, Tanjungpinang, dan Karimun masih terbatas. Masing-masing wilayah hanya memiliki satu pelabuhan laut utama. Namun, Guntur menekankan bahwa amenitas dan atraksi wisata di daerah-daerah tersebut, baik yang berbasis alam, budaya, maupun buatan, sangat potensial untuk terus dikembangkan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri kini berupaya meningkatkan daya tarik dan daya saing destinasi wisata di luar Batam. Salah satu fokusnya adalah menata aksesibilitas yang menjadi kendala utama.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, juga telah menginisiasi pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan serta bandara di berbagai daerah. Strategi lain yang direncanakan adalah menjajaki kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia untuk pengoperasian pesawat N219 pada 2026, guna mendukung konektivitas antar pulau di Kepulauan Riau.
Selain itu, pemerintah akan meningkatkan kuantitas dan kualitas event di berbagai daerah. Promosi pariwisata akan dilakukan secara masif melalui kolaborasi lintas sektor dan aktor, melibatkan pemerintah, swasta, masyarakat, komunitas, dan media. (*)
Reporter: Arjuna