Selasa, 4 Februari 2025

Batam Siapkan Program Penyebaran Nyamuk Wolbachia untuk Kendalikan DBD

Berita Terkait

spot_img
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi.

batampos – Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) tengah bersiap mengadopsi teknologi Wolbachia sebagai upaya pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD). Program ini direncanakan mulai diterapkan pada 2026 dengan persiapan anggaran yang telah diusulkan tahun ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengungkapkan bahwa langkah ini meniru program serupa yang telah berhasil dijalankan di Singapura. Penyebaran nyamuk Wolbachia diharapkan dapat menekan populasi nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan vektor utama penyebaran virus DBD.


“Di tahun ini kita mengusulkan untuk dianggarkan tahun 2026 mendatang melaksanakan seperti yang di Singapura. Kita akan mulai menyebarkan nyamuk Wolbachia yang bisa bikin nyamuk betina mandul,” ujar Didi Kusmarjadi, Senin (3/2).

Baca Juga: Sampah Sambut Wisatawan di Pelabuhan Internasional Batamcentre

Menurutnya, penggunaan nyamuk Wolbachia telah terbukti efektif dalam mengurangi kasus DBD di berbagai negara. Teknologi ini bekerja dengan cara menginfeksi nyamuk Aedes aegypti jantan dengan bakteri Wolbachia.

Jika nyamuk jantan ini kawin dengan nyamuk betina Aedes aegypti yang tidak terinfeksi, maka telurnya tidak akan menetas. Dengan demikian, populasi nyamuk pembawa virus DBD akan berkurang secara alami.

Lebih lanjut, ia memastikan bahwa meskipun nyamuk Wolbachia membawa bakteri, teknologi ini tidak berbahaya bagi manusia.

“Nyamuk ini memang mengandung bakteri Wolbachia, tetapi tidak bisa menginfeksi manusia. Justru, dengan cara ini, kita bisa menekan populasi nyamuk Aedes aegypti secara alami tanpa menggunakan bahan kimia berlebihan,” tambahnya.

Didi juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Singapura sebenarnya telah menawarkan fasilitasi pembelajaran terkait penyebaran nyamuk Wolbachia sejak tahun lalu. Namun, karena anggaran harus disiapkan sendiri oleh Pemerintah Kota Batam, maka pihaknya baru bisa mengusulkan pendanaan tahun ini agar program dapat direalisasikan pada 2026.

“Dari Konjen Singapura sebenarnya sudah menawarkan sejak tahun lalu untuk belajar tentang penyebaran nyamuk Wolbachia. Namun, mereka hanya membantu fasilitasi saja, sedangkan anggaran harus dari kita sendiri. Makanya, kita usulkan anggaran tahun ini untuk dilaksanakan tahun depan,” ujar Didi.

Baca Juga: Banyak Anak Batam Melakukan Tindak Pidana, Psikolog: Stimulus Dari Lingkungan

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tingginya kasus DBD di Batam pada tahun lalu. Data Dinas Kesehatan mencatat ada ratusan kasus DBD dengan 14 pasien meninggal dunia sepanjang 2024.

“Kasus DBD di Batam cukup tinggi, tahun lalu ada 14 pasien meninggal dunia. Makanya, kita mengantisipasi tahun ini dengan berbagai langkah, termasuk penyebaran nyamuk Wolbachia. Saat ini kita juga sedang melihat jumlah kasus DBD di triwulan pertama tahun ini sebagai bahan evaluasi,” tambahnya.

Pemanfaatan nyamuk Wolbachia diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengendalikan penyebaran virus DBD di Batam. Cara ini dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan insektisida yang dapat menimbulkan resistensi pada nyamuk.

“Wolbachia sudah terbukti bisa menekan kasus DBD. Kita harapkan program ini bisa berjalan dengan baik di Batam sehingga masyarakat lebih terlindungi dari wabah DBD,” tutup Didi Kusmarjadi. (*)

 

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update