batampos – Upaya Pemerintah Kota Bat untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Batam, belum memberikan titik terang. Sudah setahun lebih usai usulan penghapusan tarif visa on arrival (VoA) hingga penurunan tarif VoA belum juga mendapatkan respon dari pemerintah pusat.
Upaya tidak saja dari pemerintahan, pelaku pariwisata bahkan sudah bertemu langsung dengan Dirjen Imigrasi Silmy Karim Januari tahun ini, guna mendorong agar aturan VoA ini dicabut atau tarifnya dipangkas.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata menyampaikan segala upaya sudah dilakukan oleh pemerintah daerah. Bahkan sesuai dengan imbauan Menparekraf untuk menyurati kembali sudah dilaksanakan.
Baca Juga: Hang Nadim Pastikan Kelancaran Keberangkatan Jamaah Haji Kloter Pertama Menuju Madinah
“Untuk tingkat daerah kami sudah upayakan semua. Sekarang ini hanya bisa menunggu realisasi dari usulan yang sudah disampaikan,” kata dia, Senin (13/5).
Ardi menjelaskan usulan awal adalah meminta penghapusan tarif VoA kepada wisman yang datang ke Batam. Hal ini karena selain Singapura dan Malaysia ada juga wisman yang selama ini menjadikan Batam sebagai destinasi.
“Sekarang ASEAN yang bebas visa. Sehingga menghambat kunjungan negara selain itu ke Batam, karena diberatkan dengan adanya tarif VoA 50 SGD ini,” ujarnya.
Baca Juga: Lulus Sekolah, 104 Siswa SMKN I Langsung Direkrut Perusahaan Sebagai Karyawan
Empat negara potensial yang selama ini menjadi penyumbang angka wisata di antaranya, Korea, Cina, India, dan Jepang. Selain itu ada juga dari Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Akibatnya adanya VoA ini, banyak wisman yang urung datang ke Batam, karena merasa diberatkan dengan tarik yang dikenakan tersebut.
Untuk itu, Pemerintah Kota Batam berupaya mengajukan penangguhan aturan ini, agar jumlah kunjungan wisman bisa kembali normal seperti sebelum 2019 lalu.
Baca Juga: Tampung Keluhan Warga, Balap Liar dan Knalpot Brong Akan Dirazia Polsek Bengkong
“Batam pernah jadi penyumbang wisman terbesar ke dua, setelah Bali. Untuk mengembalikan masa kejayaan tersebut, perlu ada kemudahan bagi wisman, salah satunya soal VoA ini,” beber Ardi.
Tahun ini target angka wisman diharapkan bisa mencapai 2 juta kunjungan. Menurutnya, angka ini bukan sesuatu yang sulit, apalagi kalau aturan VoA benar-benar direvisi.
“Wisman banyak yang ingin masuk ke Batam ini, cuman yaitu terbentur oleh biaya VoA. Karena mereka inginnya mudah dan tanpa biaya ketika masuk ke Batam. Ini yang terus kami follow up terus,” tutup Ardi. (*)
Reporter : YULITAVIA