batampos – Kota Batam masih dihadapkan dengan persoalan sampah. Setiap hari 850 ton sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Punggur.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam Herman Rozie mengatakan penyelesaian persoalan sampah di Batam dimulai dengan zero komplain atau nir keluhan dari masyarakat.
“Persoalan sampah ini bisa terlihat dari komplain yang masuk. Kalau dulu sering kami terima, sekarang sudah berkurang. Sampah ini bicara soal pelayanan terlebih dahulu. Kalau layanan sudah baik, komplain tidak ada,” kata Herman, Rabu (18/10).
Baca Juga:Â Narkoba Disembunyikan di Ban Mobil, Tiga Kurir 35 Kilogram Sabu Disidang
Ia mengatakan penggunaan teknologi memang salah satu upaya dalam memperpanjang usia TPA. Namun begitu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti mengurangi tonase sampah ke TPA.
“Pilah sampah adalah solusinya. Masyarakat bisa memulai aktivitas pilah sampah, guna mengurangi jumlah tonase sampah ke TPA,” ujarnya.
Mantan camat Lubuk Baja ini menuturkan jika tonase sampah berhasil dikurangi, umur TPA diprediksi masih bisa bertahan hingga 10 tahun ke depan, dari sekarang ini.
“Target kami pilah sampah ini bisa mengurangi tonase sampah hingga 30 persen ke TPA. Sehingga umur TPA bisa diperpanjang,” ujarnya.
Herman menambahkan dalam waktu dekat ini, akan ada dua perusahan dalam negeri yang menawarkan pengelolaan sampah di Batam.
Baca Juga:Â Segini Biaya Sertifikasi Halal Reguler bagi Usaha Mikro Kecil
“Selama saya menjabat sudah ada kurang lebih 50 perusahaan yang tertarik mengelola sampah di Batam. Namun hingga kini belum ada yang terealisasi. Semua terbentur dengan anggaran yang harus disiapkan Pemko Batam untuk mendorong penggunaan teknologi oleh pihak ketiga ini,” sebutnya.
Selama ini investor terbentur dengan hal tersebut. Karena daerah diminta menyiapkan anggaran untuk mendukung pengelolaan sampah. Untuk satu ton membutuhkan biaya Rp300-400 ribu per tonase.
“Sehingga dengan kondisi tonase sampah di Batam yang mencapai 850 ton per hari. Kira-kira butuh anggaran Rp260 juta per harinya untuk bayar tapping fee,” ujarnya.
Ia berharap melalui pilah sampah yang digulirkan bersama Wakil Gubernur Kepri, Marlin Agustina Rudi yang sudah berjalan, edukasi. Dalam satu pekan ada dua sampai tiga kali sosialisasi untuk menggaungkan pilah sampah dari rumah ini.
“Kami gencarkan sosialisasi, dan menghadirkan Bu wali (istri Wali Kota Batam, red) untuk memberikan edukasi soal pilah sampah dari rumah,” bebernya. (*)
Reporter: YULITAVIA