Jumat, 20 September 2024
spot_img

Beras Penyumbang Inflasi Agustus, Pemko Batam Fokus Stabilkan Harga

Berita Terkait

spot_img
Beras Dalil Harahap2 e1696508436352
Warga saat membeli beras di pasar Fanindo, Tanjunguncang, Batuaji. Foto. Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Pemerintah Kota Batam menyoroti perkembangan inflasi nasional dalam periode Januari hingga Agustus 2024, dengan langkah-langkah yang diambil untuk menstabilkan harga di tingkat daerah. Hal itu disampaikan dalam rapat yang digelar pada Rabu (18/9).

Sekretaris Daerah Pemko Batam Jefridin Hamid, mengatakan kondisi inflasi di Batam yang relatif stabil dibandingkan dengan tren nasional. Secara nasional, terjadi peningkatan inflasi pada sejumlah komoditas penting, seperti beras, cabai rawit, ayam ras, dan minyak goreng.



“Beras mengalami inflasi yang signifikan selama lima bulan pertama tahun ini, sementara di Batam kami melihat tren yang lebih stabil dan bahkan penurunan inflasi dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Jefridin.

Baca Juga: Penyaluran Elpiji ke Pangkalan Mulai Dimaksimalkan

Ia menambahkan bahwa Pemko Batam terus berupaya menjaga kestabilan harga dengan memastikan ketersediaan bahan pokok dan melakukan pemantauan rutin harga di pasar.

“Kami akan terus memastikan bahan pokok tersedia dan harga terjaga agar masyarakat tidak terbebani,” ujarnya.

Komoditas Beras dan Cabai Pemicu Inflasi

Jefridin juga mengungkapkan bahwa komoditas beras mendominasi inflasi bulanan pada Agustus 2024 di tingkat nasional.

“Beras menjadi penyumbang terbesar inflasi pada bulan Agustus, sementara cabai rawit terus mengalami fluktuasi harga sejak Juni dan kembali melonjak pada Agustus,” jelasnya.

Selain beras dan cabai, beberapa komoditas lain seperti ayam ras dan minyak goreng juga memberikan andil terhadap inflasi selama lima bulan terakhir. Harga minyak goreng tercatat naik tiga kali dalam periode tersebut.

Baca Juga: Dishub Batam Pasang Speedbump untuk Cegah Kecelakaan di Simpang Panasonic

Tren inflasi ini menjadi perhatian khusus bagi wilayah yang banyak didominasi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Jefridin menjelaskan bahwa inflasi yang terus meningkat dapat berdampak negatif pada sektor UMKM, yang mengalami penurunan Indeks Harga Produsen (IPH). Penurunan ini bisa mempengaruhi daya saing dan kelangsungan usaha mereka.

“Tren inflasi ini perlu ditangani dengan serius, terutama untuk mendukung UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi,” tambahnya.

Dengan langkah-langkah pengendalian inflasi yang sedang dijalankan, Pemko Batam berharap dapat mempertahankan kestabilan harga dan melindungi daya beli masyarakat. (*)

 

Reporter: Azis Maulana

spot_img
spot_img

Update