Minggu, 3 November 2024

Bertahan karena Kesetiaan

Berita Terkait

spot_img

ultahSampai di titik ini, hari ini, merupakan berkah yang pantas kami syukuri. Pergulatan hebat bisnis media sepuluh tahun terakhir membuat sejumlah nama-nama besar yang pernah hadir dan mengisi khazanah informasi publik, harus pamit dan menyingkir. Kami bersyukur karena Batam Pos masih tetap ada untuk menemui pembaca.

Di berbagai kesempatan, banyak yang bertanya, masihkah media -terutama media cetak- diperlukan sebagai penyampai informasi di tengah lautan informasi yang dibawa beragam platform media sosial dan aplikasi pesan.

Bukan karena kami hidup dari bisnis media, tapi sebagai bagian dari masyarakat yang memerlukan informasi yang sehat, kami selalu menjawab pertanyaan itu dengan pasti: “Iya, publik sangat membutuhkan kehadiran media yang berita-beritanya bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya karena diproduksi melalui prosedur jurnalistik yang benar.”

Batam Pos kini memang tidak hanya menyajikan berita dan iklan promosi melalui media cetak. Media online batampos.co.id tumbuh menjadi media online dengan pembaca terbesar di Kepri. Di Jawa Pos Grup, yang berisi lebih dari 60 jaringan media di Indonesia, pada semester pertama 2024, batampos.co.id berada di peringkat ke dua media online dengan pendapatan terbesar. Akun media sosial (Instagram, Tiktok, Facebook) @batampos kini juga jadi rujukan informasi berbagai kelompok pembaca.

Tapi, kami meyakini, kami bisa bertahan untuk tetap bisa menyajikan liputan terbaik bukan hanya karena beradaptasi dengan perubahan. Lebih dari itu, karena ada dua kesetiaan yang menjaganya.

Pertama, ruang redaksi yang setia berpegang pada standar jurnalistik yang benar, yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun. Platform media boleh apa saja, tapi praktik jurnalistik yang prosedural harus terus dipertahankan dan dijaga!

Selama 26 tahun berdiri, redaksi Batam Pos menerapkan pola liputan yang baku. Dimulai dari perencanaan liputan yang dipimpin oleh koordinator liputan. Pesertanya adalah para redaktur dan reporter lapangan. Rapat perencanaan adalah tempat berbagi ide, berbagi isu hangat yang beredar di luar, dan berbagi cerita di balik layar orang-orang besar. Bedanya dulu dan hari ini: dulu rapatnya bersifat tatap muka di ruang rapat kantor, sejak empat tahun terakhir rapat “pindah tempat” di ruang chat aplikasi pesan.

Hasil rapat perencanaan adalah bekal bagi reporter lapangan untuk menemui narasumber, memverifikasi isu-isu yang tersebar di ruang publik, dan menggali data untuk melengkapi tulisan. Setiap hasil liputan reporter di lapangan dikirim ke email khusus penampungan berita. Selanjutnya, tugas redaktur dan koordinator liputan menyeleksi dan menyaringnya. Di koran, prosesnya lebih ketat lagi: melalui empat tahapan editing dan koreksi, hingga di tingkat pemimpin redaksi. Tidak semua berita yang ditulis reporter bisa diterbitkan, baik di koran, online, maupun media sosial. Berita yang berisi tuduhan, tapi tanpa konfirmasi, misalnya, akan gugur dengan sendirinya.

Lewat proses seperti itulah hasil liputan Batam Pos hadir menemui pembaca dan meraih beragam penghargaan bergengsi di tingkat nasional. Baru-baru ini, liputan Batam Pos tentang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk secara ilegal ke Malaysia melalui pelabuhan internasional di Batam, menjadi pemenang Liputan Investigasi di ajang Indonesia Print Media Award dan menjadi rujukan kebijakan penanganan PMI oleh Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.

Verifikasi atas setiap isu dan informasi adalah perbedaan mendasar informasi di media sosial dengan hasil liputan media. Redaksi Batam Pos mengharamkan menjadikan informasi yang viral di media sosial sebagai berita tanpa pengecekan dan konfirmasi. Sebab, mayoritas informasi di media sosial dipublikasi tanpa proses verifikasi.

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu, bermula dari video yang beredar di media sosial dengan caption “Seorang siswi SMP di Batuaji bunuh diri.” Sebuah media online di Kepri cepat-cepat menangkap informasi itu dan menjadikannya berita tanpa mengonfirmasi kepada pihak-pihak yang berkompeten. Berita itu kemudian dibantah pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan Kota Batam, dan dinyatakan hoaks. Berita itu pun akhirnya diturunkan.

Di tengah banjir informasi melalui media sosial, hingga hari ini, kami terus meneguhkan diri bahwa prinsip-prinsip jurnalistik dalam melahirkan berita harus makin diperkuat. Karena hanya dengan cara itu, informasi yang benar dan valid bisa dilahirkan. Setidaknya, kami bisa menjadi lilin bagi mereka yang tersesat di belantara informasi. Batam Pos harus menjalankan tugas sebagai clearing house bagi segala informasi.

Kesetiaan kedua yang membuat Batam Pos bertahan hingga hari ini adalah pembaca yang loyal dan setia. Mereka yang menjadikan berita-berita Batam Pos sebagai rujukan untuk memastikan kebenaran isu dan informasi yang berseliweran di ruang publik. Mereka menginginkan ruang publik didominasi oleh informasi yang sehat dan akurat.

Kami yakin, ke depan, berita-berita yang dihasilkan lewat kerja-kerja jurnalistik yang prosedural oleh media yang bisa dipercaya akan semakin dibutuhkan. Gunungan kabar hoaks dan informasi rekayasa di media sosial seperti saat ini, lama-lama, membuat publik jenuh dan bosan. Dan, kami ingin terus menjadi bagian dari rujukan untuk mendapatkan kebenaran. (*)

 

Oleh: Muhammad Iqbal
Direktur dan Pemimpin Redaksi Batam Pos

spot_img

Update