batampos – Inflasi Provinsi Kepulauan Riau pada Januari 2023 tercatat sebesar 4,85 persen. Meski masih di atas target sasaran inflasi nasional sebesar 3 ± 1% (yoy), namun capaian ini merupakan yang terendah di Sumatera.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri, Suryono mengatakan, capaian tersebut tentunya patut disyukuri karena Provinsi Kepri mencatatkan inflasi terendah di seluruh kawasan Sumatera. Tidak hanya inflasi, pertumbuhan ekonomi di Kepri juga mencatatkan yang tertinggi di Sumatera.
“Jadi dua hal yang sebenarnya tidak dipunyai oleh provinsi lain. Inflasi terendah di kawasan Sumatera dan pertumbuhan ekonominya paling tinggi di kawasan Sumatera,” katanya saat bekunjung ke Batam Pos, Selasa (7/2).
Baca Juga: Rencana Pembangunan LRT di Batam Mulai 2024, Ini Rutenya
Namun Suryono tetap mengingatkan, capaian tersebut jangan sampai membuat terlena karena akan ada risiko yang dapat mendorong tingginya inflasi pada awal tahun 2023 ini.
Terutama menjelang bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri atau hari besar keagamaan nasional.
“Ini tentunya kita waspada makanya kita terus menjalin komunikasi,” ujarnya.
Dalam menghadapi bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri, BI Kepri bersama dengan pemerintah Provinsi Kepri dan pemerintah seluruh kabupaten/kota di Kepri telah melakukan rapat koordinasi, Selasa (7/2) pagi. Dalam rapat tersebut, dibahas mengenai upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam menekan laju inflasi.
“Banyak sekali yang dilakukan oleh teman-teman disini, dinas-dinas disini,” tuturnya.
Suryono mencotohkan, seperi bahan pokok cabai. Dimana untuk Cabai, Pemerintah Provinsi Kepri melalui APBD menggarkan untuk menambah luas lahan kurang lebih seluas 55 hektar. Begitu juga melalui anggaran APBN seluas 40 hektar.
“Coba itu bayangkan, terus ada pengaturan pola tanam termasuk juga mengenai ini,” tuturnya.
Baca Juga: Jajakan Anak Bawah Umur, Mucikari Dihukum Lebih Tinggi dari Tuntutan
Sementara seperti beras, harga di daerah lain sangat bergejolak. Berbeda dengan Kepri yang lebih baik. Namun hal ini, lagi-lagi diingatkan Suryono harus tetap diwaspadai.
“Jadi tadi sudah saya sampaikan supaya penyalurannya lebih selektif sesuai dengan peruntukan secara proporsional tentunya yang kita inginkan masyarakat luas bisa menikmati,” katanya.
Selanjutnya daging ayam. Dimana untuk stok daging ayam selalu berlebih. Namun yang terjadi, daging ayam merupakan salah satu pemicu inflasi di Kepri. Sehingga permasalahannya ada di distribusi yang kurang efisien.
“Ini dibenahi terus sama kita semua. Ada namanya tim TPID, itu ketuanya pak Gubernur langsung. Kami ada di dalamnya, semua dinas ada di dalamnya di seluruh kabupaten ada. Jadi ini salah satu bentuk bagaimana kecintaan BI ke Kepri melalui tugas-tugasnya,” jelasnya.
Baca Juga: Operasi Keselamatan Seligi di Batam Berlangsung Tanggal 7-20 Februari
Begitu juga dengan peredaran uang rupiah. Pengedaran uang itu akan diupayakan semaksimal mungkin dan menjangkau daerah 3T. Upaya tersebut dilakukan dengan Ekspedisi Rupiah Berdaulat.
Dimana, pada tahun lalu, BI Kepri mendapat peringkat nomor satu untuk pengedaran uang rupiah. Sehingga, hal ini akan terus dipertahankan.
“Makanya kami sinergi dengan Danlantamal, jadi lagi-lagi bersinergi. Jadi sinergi itu harus dibangun termasuk Batam Pos dengan Bank Indonesia Kepri,” imbuhnya. (*)
Reporter : Eggi Idriansyah