Senin, 11 November 2024

BI: Parkir Menyumbang Inflasi

Berita Terkait

spot_img
Juru parkir saat mengatur kendaraan di Nagoya, Lubukbaja, Sabtu (3/1). (F Dalil Harahap/Batam Pos)

batampos – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau mencatat beberapa komoditas yang menyumbang inflasi awal tahun di Kepri. Salah satunya adalah tarif parkir. ”Komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yakni bayam, kangkung tomat, tarif rumah sakit dan tarif parkir,” ujar Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri, Suryono, Sabtu (3/2).

Suryono menjelaskan, kenaikan harga aneka sayuran seperti bayam, kangkung dan tomat diakibatkan oleh menurunnya hasil panen petani, akibat musim hujan yang menyebabkan sayuran mudah rusak. Sehingga, menjadi penyebab harganya melambung tinggi.

Sementara itu, tarif rumah sakit meningkat sejalan dengan penyesuaian harga yang dilakukan di awal tahun. Kebijakan kenaikan tarif parkir yang baru, juga turut mendorong kenaikan inflasi.

Baca Juga: 1.267 Keluarga Dapat Bantuan Beras dari Pemko Batam

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Suryono memaparkan, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 0,51 persen (mtm).

Secara spasial, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Karimun mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,58 persen (mtm), 0,37 persen (mtm), dan 0,13 persen (mtm).

Dengan demikian, secara tahunan, IHK di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 3,38 persen (yoy) atau berada dalam kisaran target inflasi 2,5±1 persen.
Meskipun demikian, Suryono menyebutkan, secara umum, inflasi di Provinsi Kepri masih tetap terkendali.

Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau, dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Baca Juga: Rani Dorong Perbakin Batam Terus Mencetak Atlet Menembak Berprestasi

Pengendalian inflasi juga diperkuat dengan upaya peningkatan kapasitas produksi cabai di Kota Batam, dengan pengembangan Smart Greenhouse dan pengembangan dashboard Pengendalian Inflasi Kota Tanjungpinang.

Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi yang meningkat, melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi sesuai arahan presiden. Beberapa risiko tekanan inflasi antara lain, kenaikan permintaan menjelang hari libur panjang.

Kedua, kenaikan harga barang menjelang pemilu yang diadakan secara serentak, serta potensi kenaikan harga rokok sesuai dengan perubahan kebijakan cukai rokok.

”Dalam menjaga keterjangkauan harga, TPID secara konsisten menyelenggarakan kegiatan pasar murah dan Gerakan Pangan Murah (GMP) di berbagai daerah, optimalisasi KAD (Kerjasama Antar Daerah),” ujar Suyono.

Suryono menambahkan, untuk mengamankan ketersediaan pasokan, TPID akan mendorong peningkatan produksi pangan lokal terutama beras dan cabai, serta mendorong inovasi dalam budidaya pertanian, seperti implementasi smart green house dalam rangka peningkatan produksi cabai.

Untuk menjamin kelancaran distribusi, TPID akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan distribusi pasokan terjaga dengan aman agar stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup.

”Dari sisi komunikasi dan koordinasi, TPID akan melaksanakan capacity building dalam rangka perumusan strategi bersama untuk menghadapi risiko inflasi ke depan,” tutup Suryono. (*)

 

Reporter : Yulitavia

 

spot_img

Update