batampos – Bank Indonesia Kepulauan Riau (Kepri) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2023 akan mencapai 3,9 hingga 4,7 persen (yoy).
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Adidoyo Prakoso mengatakan, menyongsong tahun 2023, kondisi perekonomian dihadapkan pada sejumlah tantangan. Terutama dari sisi eksternal sejalan dengan meningkatnya risiko perlambatan ekonomi global, yang diikuti dengan peningkatan inflasi dan kenaikan suku bunga.
“Sehingga, hal ini berpotensi meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global,” ujarnya.
Dalam menghadapi persoalan ekonomi tahun 2023 mendatang, ada 8 langkah yang diambil oleh BI Kepri.
Baca Juga: Ekonomi Kepri Tumbuh 6,03 Persen, Tertinggi di Sumatra
Pertama, menjaga konsumsi rumah tangga agar tetap tumbuh tinggi dengan mengendalikan tingkat inflasi pada level yang rendah dan stabil serta terus mendorong penyaluran bansos dengan tepat waktu dan sasaran. Upaya mendorong konsumsi rumah tangga juga perlu didukung dengan memastikan tetap tingginya mobilitas masyarakat.
Kedua, mengoptimalkan dampak ekonomi dari belanja pemerintah daerah baik APBN maupun APBD dengan melakukan akselerasi sejak awal tahun khususnya untuk belanja modal dan infrastruktur yang selama ini banyak terkonsentrasi pada akhir tahun.
Ketiga, meningkatkan daya saing investasi dengan terus melakukan inovasi yang dapat mendukung terciptanya iklim usaha yang semakin kondusif seperti inovasi terkait kemudahan perizinan usaha dan insentif yang dapat mendorong investasi, serta diperkuat dengan promosi investasi baik domestik maupun luar negeri.
Keempat, mendorong program hilirisasi komoditas unggulan berbasis Sumber Daya Alam (SDA) di Kepulauan Riau, sekaligus untuk meningkatkan keterkaitan antar sektor ekonomi dan nilai tambah produk yang dihasilkan. Posisi strategis Kepri yang berada di lintasan jalur perdagangan internasional perlu dioptimalkan sebagai keunggulan komparatif.
Baca Juga:Â Menanti Keberanian Wali Kota Mengajukan Satu Usulan Angka UMK Batam 2023
Kelima, menurunkan tingkat pengangguran dengan memperkuat link and match antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja. Dalam konteks tersebut, lembaga pendidikan memiliki peranan penting untuk menghasilkan alumni dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Program pendidikan vokasi maupun keberadaan balai latihan kerja milik Pemerintah perlu terus diperkuat termasuk dengan menyediakan sarana prasarana pelatihan yang dibutuhkan.
“Selain itu semangat kewirausahaan di generasi muda juga perlu terus ditumbuhkembangkan,” katanya.
Keenam, meningkatkan kapasitas dan memperkuat kelembagaan petani, nelayan dan UMKM serta mendorong kemitraan dengan industri dan digitalisasi UMKM untuk memperluas akses pemasaran maupun pembiayaan. Selanjutnya upaya mengurangi ketimpangan antar daerah perlu didukung dengan penguatan konektivitas antar daerah untuk mengefisienkan biaya logistik antar daerah.
“Dengan demikian, upaya untuk mengurangi disparitas pendapatan masyarakat, ketimpangan antar daerah dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dapat diwujudkan,” jelasnya.
Baca Juga:Â Hujan Deras, Perumahan di Tanjunguncang Terendam Banjir
Ketujuh, mengoptimalkan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan status Free Trade Zone (FTZ) sebagai keunggulan komparatif Kepri untuk menarik investasi. Keberadaan KEK Batam Aero Technic sebagai pusat industri pemeliharaan pesawat perlu terus didorong agar dapat melayani pasar nasional maupun regional sehingga dapat berkontribusi dalam menambah penerimaan devisa.
Demikian halnya dengan keberadaan KEK Nongsa Digital Park yang perlu terus diakselerasi agar dapat menjadi pusat pengembangan ekonomi digital yang terintegrasi di Indonesia.
Terakhir atau kedelapan, dengan memperkuat pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan sinergi antar pelaku usaha pariwisata dan pemerintah daerah serta promosi pariwisata. Keberadaan Kepri yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga menjadi keunggulan tersendiri untuk mendatangkan wisatawan domestik dan luar negeri.
Dalam rangka mendorong sektor pariwisata dan mempermudah transaksi pembayaran antar negara di kawasan ASEAN, Bank Indonesia telah menyepakati penggunaan sistem pembayaran berbasis QR lintas negara (cross border) dengan Bank of Thailand dan Bank Negara Malaysia, serta otoritas moneter Singapura yang saat ini dalam tahap pengembangan. Penguatan sektor pariwisata juga dapat dilakukan dengan mengoptimalkan potensi Kepri sebagai lokasi penyelenggaraan Meeting Incentive Conference and Exibition (MICE).
“Melalui berbagai sinergi dan inovasi tersebut pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2023 kami perkirakan berada pada kisaran 3,9% – 4,7% (yoy),” jelasnya.(*)
Reporter : Eggi Idriansyah