batampos – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menyasar lingkungan pekerja untuk mensosialisasikan penggunaan alat kontrasepsi dalam pengendalian penduduk.
Direktur Bina Akses Pelayanan KB BKKBN Zamhir Setiawan mengatakan terdapat sejumlah perusahaan di Kota Batam yang memiliki banyak karyawan perempuan.
Untuk mendukung capaian penggunaan KB di lingkungan pekerja, diperlukan adanya upaya pelayanan KB di perusahaan. BKKBN sangat terbuka, jika perusahaan membutuhkan layanan ini.
Pihaknya bisa membantu untuk memfasilitasi, karena perusahaan biasanya sudah punya klinik. Sehingga BKKBN bisa hadir dan mendukung ketersediaan alat kontrasepsi.
Baca Juga:Â BP Batam Mulai Uji Coba Penerapan E-Ticketing di Pelabuhan Domestik Sekupang dan Telaga Punggur
“Mayoritas di setiap perusahaan ada kaum perempuan. Sekitar 80 persen pegawai adalah perempuan. Untuk itu, kami mendorong pekerja untuk KB. Jika memang dibutuhkan, BKKBN bisa bantu untuk ketersediaan alat kontrasepsi,” jelas Zamhir, Rabu (8/11).
Dengan begitu pihaknya mendorong perusahaan-perusahaan di Kota Batam agar dapat menghadirkan pelayanan KB di lingkungan kerjanya melalui melakukan kerja sama dengan pihak lain, dalam hal ini para penyedia jasa kesehatan.
“Bagaimana menyediakan pelayanan KB untuk karyawannya, atau mereka bekerja sama dengan pihak lain hingga karyawan perempuan kebutuhan KB nya itu tidak terkendala baik soal waktu dan mungkin jarak,” ujar dia.
Zamhir menjelaskan dengan adanya pelayanan KB di perusahaan diharapkan dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB dalam upaya mendukung terwujudnya keluarga yang berkualitas.
Baca Juga:Â Angka Pengangguran Terbuka di Provinsi Kepri Turun
Selain itu juga memperkuat komitmen perusahaan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan keluarganya, memberikan acuan bagi pengelola program KB dan penyelenggara pelayanan KB di perusahaan.
“Meningkatkan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB dan menjaga keberlangsungan penggunaan KB bagi pekerja dan keluarganya,” kata dia.
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Zamhir, adapun metode kontrasepsi yang digunakan oleh perempuan Indonesia, yaitu kontrasepsi suntik 36,8 persen, pil 8,0 persen, implant 6,3 persen, IUD/spiral/AKDR 4,6 persen, MOW/tubektomi 2,2 persen, kondom 1,4 persen, tradisional 0,5 persen, MOP/vasektomi 0,1 persen, dan MAL 0,02 persen.
Ia menjelaskan sasaran kegiatan dalam Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) pada tahun 2020-2024 di antaranya, peningkatan fasilitas pelayanan Kesehatan yang siap melayani KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), peningkatan indeks informasi metode KB, peningkatan kesertaan KB di kabupaten/kota dengan kesertaan rendah.
“Kemudian peningkatan kesertaan KB keluarga penerima bantuan iuran (PBI), peningkatan kesertaan KB pria, penurunan kehamilan yang tidak diinginkan, serta peningkatan pelayanan KB pascapersalinan,” kata dia. (*)
Reporter: YULITAVIA