batampos – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat mencatat bahwa pada remaja usia 16 dan 17 tahun ada sebanyak 60 persen remaja yang berhubungan seksual, dan pada usia 19 sampai 20 sebanyak 20 persen.
“Semoga kasus serupa tidak ada di Kepri. Dan kami selalu berupaya mencegah melalui forum genre tingkat kelurahan dan seluruh sekolah mengajak remaja menyongsong masa depan sehingga terbebas dari pergaulan seks bebas dan pernikahan dini,” ujar Kepala BKKBN Kepri, Rohina, Sabtu (5/8).
Baca Juga:Â Angka 8 dan Zig-zag Dihapus, Ditlantas Polda Kepri Mulai Terapkan Uji Praktik SIM Huruf S
Rohina menambahkan, program ini bertujuan agar generasi berencana di Kepri bisa menyiapkan masa depannya dengan menghindari pergaulan dan seks bebas serta pernikahan di usia dini.
Faktor penyebab dari hal tersebut, lanjut dia, di era perkembangan digital baik itu media sosial dan konten negatif yang mudah diakses. Penyalahgunaan akses internet tersebut, jelasnya, membuat anak remaja bisa dengan bebas berselancar hingga menemukan konten yang tidak sesuai lalu mencobanya hingga terjerumus pada pergaulan bebas.
“Perkembangan informasi ini menjadi salah satu faktor remaja semakin bebasnya mengakses informasi, tanpa disadari merusak masa depan para remaja,” sebutnya.
Menurutnya, jika pendidikan tidak ditanamkan kepada remaja, kasus serupa bisa terus terjadi. Karena itu, BKKBN Kepri mengambil langkah dengan menggerakkan remaja generasi emas untuk mengatasi stunting ke beberapa sekolah di Kepri.
“Karena salah satu penyebab stunting ialah pernikahan dini, jadi kalau mereka tidak dibekali akibatnya bisa terjadi kasus stunting,” ujarnya.
Seks bebas pada remaja termasuk pada salah satu jenis dari pergaulan bebas remaja selain merokok, mengonsumsi minuman beralkohol. (*)
Reporter: Azis Maulana