batampos – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Batam kembali ingatkan masyarakat untuk tetap menjauhi bantaran sungai Seilangkai, Sagulung. Sungai yang merupakan habitat buaya ini masih jadi ancaman sebab, belum semua buaya dievakuasi dan juga belum ada jalur atau pagar pembatas.
“Kita ingatkan lagi karena musim hujan ini biasanya ramai orang cari lokasi untuk mancing. Untuk sungai Seilangkai hingga wilayah perairan Dapur 12 tetap harus dihindari karena buaya bisa muncul kapan saja, ” ujar Kepala resort BKSDA Mukakuning Rempang Batam Yon Romby, Selasa (10/9).
Begitu juga dengan masyarakat yang berdiam di sepanjang alur sungai untuk tetap waspada dan tidak mendekati ataupun melakukan aktifitas di pinggir sungai.
“Tetap waspada, jauhi sungai dan jangan buang darah atau daging ke sungai atau parit karena itu akan menarik perhatian buaya, ” ujar Yon.
Seperti diketahui Sungai Seilangkai Sagulung merupakan kawasan habitat buaya, dan selama ini buaya berukuran besar sering muncul. Masyarakat diminta untuk waspada dan tidak mendekati alur sungai untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Penanganan atas persoalan ini BKSDA tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk membangun jalur atau pagar pembatas antara habitat buaya dan lingkungan pemukiman warga.
“Masih terus kita upayakan agar ini segera ada solusi. Kita kembali koordinasi dengan pemerintah daerah agar ada pagar pembatas. Habitat tetap ada dan pemukiman tidak terganggu, ” kata Yon.
Upaya lain yang dilakukan selama ini sebut Yon, BKSDA sudah melakukan upaya evaluasi buaya yang berkurang besar, namun belum berjalan maksimal karena tidak setiap waktu buaya -buaya ini muncul.
“Cuman untuk evakuasi ini perlu pemantauan dulu. Kami rutin turun cek cuman itu tadi, saat kami turun hilang buaya-buaya itu, ” kata Yon.
Rencana jangka panjang lainnya yakni membuat pagar pembatas antara habitat buaya dan pemukiman masyarakat. Rencana ini baru sebatas rancangan saja karena buruh pembahasan dan anggaran bersama instansi pemerintah terkait lainnya.
“Itu habitat buaya dan tidak bisa kita musnahkan begitu saja. Jangka pendek yang kita lakukan adalah evakuasi untuk mengurangi jumlah populasi buaya. Jangka panjangnya pagar pembatas yang masih dalam tahap perencanaan, ” ujar Yon.
Untuk antisipasi dari masyarakat yang menjauhi bantaran sungai, Yon apresiasi dan itu memang harus dilakukan karena kemunculan buaya ini sulit diprediksi.
“Mereka muncul biasanya ada mencium baunya darah atau daging. Makanya sulit diprediksi. Kita minta masyarakat untuk jangan lagi buang daging atau darah ke salur air karena itu akan mengalir ke sungai juga, ” kata Yon.
Senada disampaikan Kapolsek Sagulung Iptu Donald Tambunan yang berharap agar masyarakat tetap waspada dan menjauhi lokasi sungai. (*)
Reporter: Eusebius Sara