batampos – Badan Pengusahaan (BP) Batam memaparkan pengembangan Instalasi Pengelolaan Air Limbah Domestik (IPALD) pada workshop yang diselenggarakan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI).
Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan, Binsar Tambunan dalam kegiatan ini memaparkan pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) di Batam.
“Saat ini kita sedang tahap penyelesaian IPALD kapasitas 230 liter/detik untuk layanan pengelolaan air limbah di Batam Center dengan lokasi IPALD di Bengkong Sadai,” ujarnya.
Baca Juga: Kepala BP Batam Resmikan Lajur Pejalan Kaki dan Sepeda di Kawasan Batam Center
Tahapan itu kata dia, bertujuan untuk mengantisipasi pencemaran ke waduk Duriangkang dan pantai teluk tering.
“Air limbah domestik tersebut kami olah dan salurkan kembali ke waduk atau secara bertahap akan di kembangkan menjadi sumber air industri,” ujar Binsar.
Ia juga menyampaikan, Kota Batam sebenarnya memiliki jaringan tersier yang baik. Sehingga peristiwa kehilangan air terbilang minim dan Batam merupakan salah satu yang terbaik diantara kota-kota lain di Indonesia.
Baca Juga: BP Batam Terima 4 Penghargaan Stakeholders Award KPKNL 2022
“Mencakup 80 persen pengembangan yang sistematis, kita terus mengembangkan beberapa sumber lainnya selain dari waduk-waduk yang sudah kita bangun. Hal ini harus dilakukan karena Kota Batam dengan jumlah 1,3 juta penduduk menghasilkan sekitar 70 persen air limbah, sehingga limbah sangat mencemari sumber air dan pantai yang ada di Batam,” jelas Binsar.
Penyiapan air bersih di Kota Batam terus digalakkan saat ini. Berbagai lingkungan juga dilaksanakan untuk menyetok pasokan air hingga tahun-tahun kedepan.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager Pengelola Lingkungan, Iyus Rusmana menyampaikan bahwa kekurangan air bersih merupakan salah satu permasalahan yang dialami Batam dan limbah domestik yang dominan mencemari lingkungan.
Baca Juga: BP Batam Berikan Bantuan kepada Pensiunan BP Batam
“Limbah domestik merupakan pakan bagi tumbuhan eceng gondok. Tumbuhan eceng gondok akan memenuhi dan memperkecil permukaan DAM. Hal ini harusnya dihindari mengingat fungsi DAM di Batam berbeda dengan daerah lain, bukan menjadi tempat penetralisir melainkan sebagai penampungan air yang dikonsumsi,” ujar Iyus.
Hal ini menekankan bahwa pengelolaan air limbah harus sejalan dengan kebijakan sanitasi yang diwujudkan oleh peraturan pemerintah daerah. Perencanaan yang dilakukan harus efektif, efisien, berkelanjutan, dan terpadu.
Wakil Ketua Bidang Kemitraan Air Limbah Persatuan PERPAMSI, Sonny Salimi, menyampaikan, workshop ini merupakan langkah awal PERPAMSI dalam memperbaiki pengelolaan air minum dan sanitasi lingkungan.
Baca Juga: Kepala BP Batam Ajak Pemuda Dukung Perkembangan Daerah
“Harapan kami, kegiatan ini sebagai ajang untuk mencari ilmu mengenai air limbah agar mendapatkan ide demi pengelolaan air yang lebih maju lagi”, ujar Sonny.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh PERPAMSI ini tujuan untuk memperkuat kelembagaan pengolahan air limbah domestik. Hal ini juga diperlukan, untuk mendorong dan meningkatkan peran perusahaan air minum dalam rangka memperluas usaha pengelolaan air limbah domestik.
Kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan ke Instalansi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Bengkong Sadai.(*)