batampos – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) semakin komit dengan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Gandeng kerja sama dengan Pengurus Pusat Pemuda Katolik, BP2MI lakukan kerja-kerja konkrit kolaboratif dengan tajuk sosialisasi Penempatan dan perlindungan PMI di Aula Gereja Katolik Paroki Santo Hilarius, Sei Beduk, Minggu (12 /3/2023).
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma, mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut komitmen organisatoris yang dituangkan dalam dokumen Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman Pelindungan PMI, antara Pemuda Katolik dan BP2MI pada medio Juli 2022 silam.
Gusma menjelaskan, Pemuda Katolik telah menetapkan isu besar yang ditetapkan sebagai fokus organisasi Pemuda Katolik. Isu-isu strategis yang mendapat perhatian penuh Pemuda Katolik periode ini antara lain isu Lingkungan Hidup, isu stunting yang dikonkritkan dengan Kerjasama kolaboratif dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta isu Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang juga diwujud nyatakan dengan membangun kemitraan dengan BP2MI.
Baca Juga: Siswi SMK Negeri 4 Batam Dilaporkan Hilang
“Dalam Kongres dan Rakernas Pemuda Katolik, kami telah menetapkan, disamping masalah lingkungan hidup, isu pekerja migran menjadi isu strategis secara nasional dan kami berkomitmen bahwa ini akan menjadi pilot project kami. Gereja juga telah mendukung kita untuk fokus terhadap terhadap isu Pekerja Migran, bukan hanya sosialisasi namun juga untuk mengawal dan mengadvokasi kasus-kasus yang dialami Pekerja Migran Indonesia,” ungkap Gusma.
Terkait dengan mitra strategis dengan BP2MI, Pemuda Katolik terpanggil untuk menyuarakan penambahan anggaran BP2MI ke DPR RI.
“Kami berkomitmen, mendorong dan mengawal agar anggaran BP2MI bisa ditambah. Kami juga menyadari bahwa cakupan kerja Lembaga ini cukup luas, dengan tugas kemanusiaan yang cukup kompleks, untuk itu harus didukung dengan suplay anggaran yang memadai. Sebab kinerja BP2MI, kemudian memberikan kontribusi yang fantastik bagi Negara melalui PMI,” ujar Gusma.
Baca Juga: Ini Modus WN Malaysia untuk Selundupkan Narkotika Jenis Baru ke Provinsi Kepri
Sembari memberikan motivasi kepada seluruh kader Pemuda Katolik yang hadir, Gusma juga berkomitmen untuk menggerakan seluruh sumberdaya Pemuda Katolik di seluruh Indonesia, untuk all-out bekerja sama dengan BP3MI di daerah-daerah, guna memerangi pelaku sindikat penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Setelah sosialisasi di Kepri, selanjutnya kami akan mengadakan acara yang sama di dua tempat yang berbeda yakni di Sumba, NTT dan juga di NTB,” ujarnya.
Gusma mengajak seluruh peserta seminar dan alinasi Kepemudaan lintas agama yang hadir, untuk melakukan tindakan nyata, melawan segala bentuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang marak terjadi, karena bagi Gusma, praktek ini (TPPO), sungguh merendahkan martabat manusia yang notabene tidak diajarkan oleh agama manapun.
Baca Juga: Pemasangan Barrier di Simpang Indomobil Baloi Ganggu Kelancaran Lalu Lintas
Sosialisasi Penempatan dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini juga disemarakan dengan narasi puitis yang dilawakan oleh RD. Paschal, yang mengisahkan tentang para Pekerja Migran yang konon telah mati terhimpit kemiskinan, kemelaratan sebelum kematian sesungguhnya merenggut nyawa.
Acara sosialisasi seputar Penempatan PMI ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma dan jajaran, Kepala UPT Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Wilayah Provinsi Kepri, Kombes Pol Amingga M. Primastito, Ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau (KKPPMP), RD. Chrisanctus Paschalis Saturnus, Pastor Paroki St. Hilarius, RP. Krisantus, SVD, tokoh pemuda lintas agama, aktivis perempuan serta dipadati oleh audience yang notabene praktisi sosial dan aktivis kemanusiaan yang peduli terhadap isu-isu yang berkaitan dengan Penempatan dan perlindungan PMI.(*)
Reporter: Eusebius Sara