batampos – Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Batam melakukan pengawasan ketat terhadap program Makan Bergizi Gratis yang didistribusikan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Batam.
Kepala BPOM Batam, Mustofa Anwari, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sampling makanan sebagai bagian dari pengawasan.
“Kami melakukan pengujian secara surveilen. Sebelum makanan disalurkan, kami sudah mengecek bahan-bahan di dapur pengolahan. Proses ini bertujuan memastikan bahwa makanan yang didistribusikan aman dan berkualitas,” ujarnya, Selasa (14/1).
Menurut Mustofa, pengujian mikrobiologi terhadap sampel makanan membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari.
Baca Juga: DPRD Batam Dorong Variasi Menu MBG agar Lebih Diminati Anak-Anak
“Hasilnya akan kami sampaikan secara berkala kepada Badan Gizi Nasional yang memiliki perwakilan di sini. Kami memiliki target sampling sepanjang tahun untuk memastikan program berjalan sesuai standar,” tambahnya.
Mustofa juga menyebutkan bahwa tim BPOM Batam melakukan sampling terakhir pada 13 Januari dan pada hari Jumat pekan lalu.
Hingga saat ini, berdasarkan hasil pengujian, belum ditemukan adanya pelanggaran atau kontaminasi yang berpotensi membahayakan.
“Fokus kami adalah memberikan dukungan penuh kepada program ini. Kami selalu dilibatkan untuk memastikan keamanan makanan sebelum didistribusikan,” ujarnya .
Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Asnawati Atiq, yang secara langsung memantau distribusi makanan di berbagai sekolah.
Baca Juga: SEZ Johor-Singapura Resmi Dibentuk, Batam Diminta Siap Hadapi Persaingan Ekonomi
“Alhamdulillah, sejak pagi kami memantau pelaksanaan program ini di beberapa SD dan SMP. Anak-anak sangat bergembira menerima makanan bergizi dari Pak Presiden RI (Prabowo),” ujar Asnawati, Senin (13/1).
Namun, ia mencatat sejumlah kendala yang perlu diperbaiki ke depan, salah satunya adalah menu sayuran yang kurang diminati oleh para siswa.
Sayuran seperti sawi dan wortel, menurutnya, cenderung tidak disantap oleh anak-anak baik di tingkat SD maupun SMP.
“Ke depan, mungkin menu sayurannya bisa lebih bervariasi agar anak-anak lebih lahap menyantapnya,” kata Asnawati. (*)
Reporter: Azis Maulana