batampos – Buaya kembali muncul di sungai Seilangkai, Sagulung. Buaya berukuran besar ini muncul di siang bolong di dekat perumahan Sagulung Raya, Senin (12/8). Buaya ini sempat diburu oleh petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Batam, namun cukup lama menghilang dan kini kembali muncul.
Kapolsek Sagulung Iptu Rohadi Tambunan meminta masyarakat yang berdiam di sepanjang alur sungai yang kerap muncul dengan buaya ini untuk selalu waspada. Hindari aktifitas di sekitar bantaran sungai termasuk kegiatan memancing.
“Masyarakat yang ada di sepanjang alur sungai perbaikan betul aktifitas anak-anaknya. Jangan biarkan anak main ke sungai. Orang dewasa juga demikian jangan dekati alur sungai. Mari sama-sama kita waspada, ” ujar Kapolsek.
Ancaman buaya ini juga sudah disampaikan ke pihak BKSDA dengan harapan agar segera mengambil langkah yang tepat demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Kepala resort BKSDA Mukakuning Rempang Batam Yon Romby saat dikonfirmasi mengaku pihaknya masih berupaya keras untuk mengatasi persoalan itu. Memang ada sejumlah rencana penanganan yang tepat dan saat ini masih dalam proses pemantauan. Salah satu rencana yang sudah siap dijalankan adalah mengevakuasi buaya berikan besar jika kedapatan berkeliaran hingga ke pemukiman warga.
“Cuman untuk evakuasi ini perlu pemantauan dulu. Kami rutin turun cek cuman itu tadi, saat kami turun hilang buaya-buaya itu, ” kata Yon.
Rencana jangka panjang lainnya yakni membuat pagar pembatas antara habitat buaya dan pemukiman masyarakat. Rencana ini baru sebatas rancangan saja karena buruh pembahasan dan anggaran bersama instansi pemerintah terkait lainnya.
“Itu habitat buaya dan tidak bisa kita musnahkan begitu saja. Jangka pendek yang kita lakukan adalah evakuasi untuk mengurangi jumlah populasi buaya. Jangka panjangnya pagar pembatas yang masih dalam tahap perencanaan, ” ujar Yon.
Untuk antisipasi dari masyarakat yang menjauhi bantaran sungai, Yon apresiasi dan itu memang harus dilakukan karena kemunculan buaya ini sulit diprediksi.
“Mereka muncul biasanya ada mencium baunya darah atau daging. Makanya sulit diprediksi. Kita minta masyarakat untuk jangan lagi buang daging atau darah ke salur air karena itu akan mengalir ke sungai juga, ” kata Yon. (*)
Reporter : Eusebius Sara