batampos – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut inflasi kota Batam pada Juli 2024 terhadap Juli 2024 mencapai 0,46 persen, dengan inflasi tahun ke tahun sebesar 2,92 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, Eko Aprianto menyebutkan, penyumbang utama inflasi bulan Juli 2024 secara month to month adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil sebesar 0,43 persen.
Adapun komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah, cabai merah sebesar 0,14 persen, daging ayam ras sebesar 0,05 persen, sawi hijau sebesar 0,05 persen tomat sebesar 0,04 persen dan kacang panjang sebesar 0,04 persen
“Cabai merah dan daging ayam ras masih menjadi penyumbang inflasi bulan Juli 2024 ini, ” kata Eko, Rabu (7/8).
Menurut Eko, dampak cuaca ekstrem yang masih berlanjut hingga sekarang menjadi salah satu penyebab masih tingginya harga sejumlah komoditas. Sehingga beberapa produksi lokal meliputi, cabai merah, sawi dan kacang panjang terganggu.
Lalu, kelompok pendidikan juga mengalami inflasi y-on-y sebesar 0,20 persen adapun subkelompok pendidikan yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi, yaitu pendidikan tinggi 5,36 persen dan terendah yaitu subkelompok pendidikan lainnya sebesar 1,44 persen, sedangkan subkelompok pendidikan menengah mengalami mengalami deflasi sebesar 8,86 persen.
“Kelompok ini pada Juli 2024 memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y sebesar 0,01 persen, ” tambah Eko.
Pada Mei 2024, tingkat inflasi tahun ke tahun (year on year) kota Batam sebesar 2,92 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,45. Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh sembilan indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 4,76 persen, kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 4,07 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 1,57 persen.
Selanjutnya kelompok kesehatan naik sebesar 2,72 persen, kelompok transportasi naik sebesar 3,54 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,03 persen, kelompok pendidikan naik 0,02 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman naik 1,37 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 7,73 persen.
Sementara itu, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun 0,22 persen dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,52 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kepri pada Juli 2024 sebesar 106,21, dengan inflasi year-on-year (y-on-y) mencapai 2,81 persen. Angka ini menunjukkan bahwa inflasi di Kepri berada di bawah target nasional yang sebesar 3%+1%.
“Dari perkembangan inflasi IHK pada Juli 2024, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Karimun sebesar 2,97 persen dengan IHK 105,99. Sedangkan yang terendah terjadi di Kota Tanjungpinang sebesar 1,97 persen dengan IHK 104,85,” ujar Kepala BPS Provinsi Kepulauan Riau Darwis Sitorus, kemarin.
“Komoditas yang mendominasi inflasi Juli 2024 adalah beras dan emas perhiasan,” tambah Darwis.
Terkait Nilai Tukar Petani (NTP), pada Juli 2024 NTP di Provinsi Kepri sebesar 105,75 naik 0,19 persen dari bulan sebelumnya yang sebesar 105,55. Sedangkan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Kepri sebesar 106,10 atau mengalami kenaikan 0,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 105,94. (*)
 Reporter: Rengga Yuliandra