Kamis, 23 Mei 2024
spot_img

Caleg DPRD Batam, Hijratul Pahsyah, Suarakan Kegelisahan Usaha Jasa Pabrikasi dan Bengkel Bubut

Berita Terkait

spot_img
hijrah
DR.Hijratul Pahsyah, S.H,MH

batampos – Calon Legislatif (Caleg) Partai Golkar Dapil 1 Batam Kota- Lubuk Baja, DR.Hijratul Pahsyah, S.H,MH menyuarakan kegelisahan terkait pelaku usaha pabrikasi dan bengkel bubut di Kota Batam.

Menurutnya, pelaku UMKM pabrikasi dan bengkel bubut saat ini resah karena sedang terseok-seok untuk menghidupi usahanya yang harus menawarkan harga dibawah standart dengan tujuan agar usahanya tetap berjalan, namun, jangankan untuk mendapatkan keuntungan untuk menutupi biaya operasional usaha saja bahkan masih kurang, sehingga makin banyak UMKM tersebut yang tutup dan tidak berproduksi lagi..

“Pelaku usaha bengkel bubut lokal selama ini menyuplai kebutuhan perusahaan di Batam seperti sambungan pipa (plange), palet tempat PCB, crimper, dan lainnya, tapi semenjak berkembangnya teknologi informasi perusahan-perusahan besar di Batam berupaya memenuhi kebutuhannya melalui aplikasi on line ke Negara lain, yang berdampak pada pelaku usaha fabrikasi dan bengkel bubut lokal yang menjadi kehilangan peluang” kata dia, Minggu (21/1) malam.

Caleg nomor 10 dari Partai Golkar ini mengaku pelaku UMKM lokal mampu memenuhi kebutuhan perusahan-perusahan besar di Batam seperti perusahaan shipyard dan manufacture, namun perusahaan-perusahaan besar tersebut lebih memilih memesan ke perusahaan – perusahaan yang ada di Negara lain dari pada memperdayakan pelaku UMKM lokal.

Caleg kandidat PHD di Universitas Sains of Malaysia (USM) ini mengungkapkan
“Rata-rata Para pelaku usaha lokal kita sudah memiliki legalitas dan juga sudah memilki alat-alat produksi untuk mengerjakan barang yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan besar tersebut bahkan jika memesan dalam jumlah yang banyak, mereka mampu memenuhi permintaan tersebut,” jelasnya.

“Sudah menjadi rahasia umum diantara pelaku usaha fabrikasi dan bengkel bubut lokal sering terjadi perusahaan-perusahan besar tersebut meminta untuk dibuatkan jig (alat bantu produksi) satu dulu jika oke akan disorder dengan quantity yang banyak, tapi pada kenyataannya sisa quantity tersebut mereka order ke negara lain,” ungkapnya.

Ketika ditanya kesulitan apalagi yang dirasakan oleh pelaku usaha fabrikasi dan bengkel bubut lokal, dia menjawab : “setiap tahun gaji karyawan naik sewa tempat usaha naik, sementara harga cendrung turun, untuk permodalan bank tidak bisa memberi pinjaman walaupun sudah ada po (Purchasing Order) tetap harus ada agunannya, bebernya.
Menurutnya, usaha ini memiliki potensi untuk besar, namun perlu dukungan pemerintah. Menurutnya sumber daya manusia (SDM) sangat mampu, dan terampil, sehingga bisa memenuhi permintaan pasar atau perusahaan – perusahaan di Batam.

Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah dan pihak terkait agar memperhatikan usaha jasa machining fabrikasi dan bengkel bubut lokal ini. “Mungkin bisa melalui regulasi yang mengatur agar untuk item yang quantity besar seperti Plange, Palate untuk pcb dan crimper sebaikanya diorder pada perusahaan lokal atau bisa juga menambahkan atau menaikan pajak pada item tersebut apabila pemesanan dilakukan dari luar, sedangkan untuk permodalan diberi kemudahan, sehingga diharapkan dapat menghidupkan serta mengembangkan usaha fabrikasi dan bengkel bubut lokal, dengan demikian usaha lokal ini dapat berkontribusi mengurangi pengangguran dan turut berkontribusi juga pada hidup dan berkembangnya perekonomian di Batam,” imbuh Hijrah. (*)

 

Reporter : Yulitavia

spot_img

Update