Minggu, 10 November 2024

Caleg Perempuan Batam Memperjuangkan Isu Anak dan Perempuan

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Foto: Jawapos.com

batampos – Persaingan kursi calon legislatif tingkat Kota Batam tidak lepas dari caleg perempuan. KPU bahkan memberikan kuota 30 persen keterlibatan caleg perempuan.

Kehadiran caleg perempuan diharapkan bisa menjadi jembatan, dan memperjuangkan berbagai isu yang sering terjadi dan dialami oleh perempuan, dan anak.

Selain 50 incumbent yang saat ini masih duduk di DPRD Kota Batam, ada juga ratusan caleg baru yang juga akan berebut kursi wakil rakyat.

Caleg Partai PKS Dapil Bengkong-Batuampar Siti Nurlailah mengatakan maju untuk ketiga kalinya merupakan amanah dari partai.

Sebagai amanah partai, ia berupaya untuk menjalankan. Alasan lain untuk maju adalah masih ada tugas yang belum tuntas, terutama masih tingginya persoalan kasus yang melibatkan anak dan perempuan.

“Batam termasuk kota dengan tingkat kasus tinggi di Indonesia dan ini menjadi PR kita bersama, agar bisa dituntaskan,” katanya.

Baca Juga: Keterwakilan Caleg Perempuan di Batam Capai 36,28 Persen

Siti menilai persoalan yan melibatkan kaum perempuan sangat banyak. Mereka rentan dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga, eksploitasi, dan lainnya.

Banyak isu menarik soal perempuan. Begitu juga dengan urusan anak. Meliputi pengasuhan, pendidikan, hingga karakter serta budi pekerti anak.

“Informasi yang ada di media hingga September 2023 ada 107 kasus yang ditangani. Ini membuktikan masih banyak tugas untuk meminimal tindakan ini pada anak. Perlu koordinasi dan kerja sama antara semua pihak,” kata dia.

Anggota DPRD Kota Batam ini mendorong penguatan ekonomi keluarga melalui peran perempuan. Salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada perempuan, agar mereka bisa membantu ekonomi keluarga.

“Kalau masalah ekonomi, semua bisa kena dampaknya, termasuk kekerasan pada anak dan perempuan,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus Perceraian di Batam Tahun Ini Tertinggi Dalam 5 Tahun Terakhir

Persoalan lain yang tidak kalah penting adalah kasus perceraian yang mayoritas diajukan oleh perempuan. Faktor yang menjadi penyebab adalah ekonomi.

Untuk itu, menurutnya ekonomi keluarga harus dibentuk. Suami dan orangtua harus memberikan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Namun peran perempuan yang dianugerahi bakat serba bisa, juga selama ini hadir dalam membentuk ekonomi keluarga.

“Saya masih akan fokus di sana. Bagaimana perempuan itu bisa kuat secara ekonomi. Pokir saya juga kebanyakan untuk pelatihan perempuan. Ini upaya dalam menghadirkan ekonomi keluarga,” ujarnya.

Menurutnya, DPRD selama ini sudah memprioritaskan pokir untuk pengembangan perempuan. Pembinaan di UMKM dan pelatihan di Pemberdayaan Perempuan.

Hal ini juga disejalankan dengan penyediaan fasiltas layak anak. Keberadaan taman dan ruang terbuka hijau juga harus ditambah.

Siti menambahkan untuk persoalan anak dan perempuan adalah tugas bersama. Anggaran pembinaan perempuan harus didorong lebih besar.

“Bisa meliputi pelatihan, dan penguatan keluarga. Agar berbagai persoalan anak dan perempuan bisa teratasi. Paling tidak diminimalisir agar tindakan kekerasan pada anak dan perempuan ini jangan terjadi,” paparnya.

Baca Juga: Ditinggal Lama sang Istri, Ayah Cabuli Putri Tiri

Pentingnya faktor ekonomi dalam keluarga bisa mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

“Anak juga masih cenderung menjadi korban kekerasan orangtua. Salah satu penyebab adalah faktor ekonomi,” jelasnya.

Maju kembali untuk ketiga kalinya, Siti berharap kehadirannya bisa menjembatani berbagai persoalan soal anak dan perempuan,” imbuhnya.

Caleg PDIP Dapil Nongsa, Seibeduk, dan Galang, Ade Sulistiani menyampaikan alasan maju di Pileg 2024. Ia mengatakan motivasi untuk maju sebagai wakil rakyat adalah pengalaman ketika mendampingi almarhum suami, Ruslan Ali Wasyim.

Kedua adalah ingin mewakili suara perempuan di legislatif. Menurutnya yang paling memahami masalah terkait perempuan dan anak adalah perempuan. Untuk itu, harus ada wakil perempuan yang konsen untuk terus berjuang soal kedua isu tersebut.

“Masih banyak problem perempuan yang harus diselesaikan oleh perempuan,” sebutnya.

Ia mengaku peran perempuan di pemerintah maupun di legislatif sangat penting. Perempuan merupakan tonggak keluarga. Perempuan juga penting menyelaraskan dengan perkembangan masa sekarang, termasuk persoalan digital.

Pendidikan bagi perempuan sangat penting, karena itu akan mempengaruhi pola asuh, mendidik anak, dan membina keluarga mereka.

“Perempuan multitasking. Jadi serba bisa. Perempuan itu adalah motor keluarga. Jadi sangat penting sekali pembekalan kepada perempuan, termasuk dari segi ekonomi. Bagaimana kita mendorong ekonomi di keluarga matang,” ujarnya.

Jika ekonomi baik, maka pemenuhan gizi anak juga bagus. Hal ini bersentuhan langsung dengan stunting. Begitu juga dengan pendidikan, akan berpengaruh pada pola asuh mendidik anak.

Persoalan anak dan perempuan ini harus ada perempuan yang mengurai permasalahan ini. Alasan ini yang membuatnya ingin maju menjadi wakil rakyat.

Perempuan menurutnya, memiliki segala hal yang luar biasa. Masih banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Perempuan itu harus menghasilkan, meskipun hanya sedikit.

Untuk itu, perlu pemerintah dan DPRD Batam dalam hal ini. Penyediaan wadah untuk memberikan, memfasilitasi bakat yang dimiliki perempuan, bakat yang bisa menjadi penopang ekonomi keluarga.

Baca Juga: 2024 Beli Pertalite Wajib Pakai Fuel Card di Batam

Dengan perkembangan teknologi, sangat dimudahkan untuk memulai sesuatu yang menghasilkan. Saat ini sudah ada pelatihan yang dijalankan. Namun tidak berkelanjutan.

“Usai dikasih pelatihan, tapi tidak diberikan pembekalan bagaimana melanjutkan apa yang sudah dilatih. Sehingga ilmunya tak berkembang. Misalnya pelatihan UMKM, seharusnya peserta juga diajarkan memasarkan, mencari market. Sehingga mereka terbantu sepenuhnya,” ungkapnya.

Perempuan harus mandiri secara finansial. Untuk itu, penting sekali memiliki bekal hidup, salah satunya keahlian. Pemerintah harus hadir untuk mengasah hal itu, agar menjadi sesuatu yang ekonomis.

“Pelaku UMKM mungkin bisa diajarkan bagaimana memasarkan produk online, copy writing, personal branding. Agar mereka bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Ini akan meningkatkan kepercayaan diri dalam berusaha, dan menjadi bekal,” terang Ade.

Hal lain adalah menangani berbagai persoalan kenakalan remaja, kekerasan pada anak, hingga persoalan stunting yang sampai saat ini masih menjadi masalah.

Menurutnya, edukasi pengentasan stunting bisa dimulai dengan edukasi dan sosialisasi kepada remaja. Ini harus diperkuat lagi, demi mencapai generasi yang sehat.

Untuk pendidikan, ia berharap mutu pendidikan bisa ditingkatkan. Begitu juga dengan persoalan lain seperti kesehatan, hingga jaminan sosial masyarakat, terutama yang tidak mampu.

Selama turun ke masyarakat, masalah yang mendominasi adalah ekonomi, pendidikan, dan ketersediaan lapangan kerja. Batam sebagai kota industri, namun anak asli Batam masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan.

“Ini yang akan saya upayakan, jika memang diberikan amanah oleh masyarakat di dapil saya,” ujarnya.(*)

 

Reporter: Yulitavia

spot_img

Update