Selasa, 30 April 2024
spot_img

Capaian PAD Batam Melenceng Dari Proyeksi, Ini Sebabnya

Berita Terkait

spot_img
Parkir Samping BCS Mall f Iman Wachyudi
Ilustrasi. Salah seorang juru parkir saat memungut retribusi parkir. Foto: Dokumentasi Batam Pos

batampos – Capaian pendapatan asli daerah (PAD) Batam masih jauh dari target yang sudah diproyeksikan Desember tahun lalu. Rendahnya realisasi retribusi daerah dari beberapa sektor menyebabkan angka capaian sulit untuk memenuhi target yang ada.

Tingginya target serta diiringi belum pulihnya kondisi pasca pandemi Covid-19 menjadi penyebab belum maksimalnya capaian di semua sektor penghasil. Sektor pariwisata yang diharapkan bisa menjadi pendongkrak capaian sampai saat ini belu memperlihatkan hasil yang signifikan.

Memasuk paruh ke dua tahun ini, berdasarkan halaman siependa.batam.go.id realisasi PAD baru berada di angkat Rp 462 miliar dari target 1,6 triliun atau 28 persen.

Beberapa sumber pendapatan dari pajak juga masih berada di bawah 50 persen, meskipun sudah memasuki paruh kedua tahun ini. Pajak restoran menjadi penyumbang tersebar saat ini dengan pencapaian Rp 43 miliar dari 127 miliar. Begitu juga dengan PJU Rp 118 miliar dari target Rp 273 miliar. Diikuti pajak hotel Rp 29 miliar dari target Rp 132 miliar.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Batam, Raja Azmansyah mengatakan meskipun belum maksimal namun capaian di sektor pariwisata sudah cukup menggembirakan. Membaiknya sektor wisata antara Batam, Singapura, dan Malaysia turut memberikan efek berganda terhadap sektor pendapatan.

“Untuk saat ini sudah mulai ada pergerakan, meskipun capaian masih jauh dari target yang sudah ditetapkan. Kendati demikian hasil positif ini bisa menjadi awal di bulan berikutnya, bahkan hingga akhir tahun mendatang,” kata Azmansyah, Senin (4/7).

Ia mengakui beberapa sektor pendapatan dari retribusi masih jauh dari harapan. Misalnya untuk capaian retribusi parkir tepi jalan, dari target Rp 40 miliar jumlah yang baru tercapai adalah Rp 1,6 miliar atau 2,9 persen. Tidak saja itu sampai saat ini Batam juga masih kehilangan sumber pendapatan dari retribusi IMTA. Tahun ini Batam diharapkan bisa mendapatkan Rp 28 miliar dari IMTA.

“Namun masih terkendala di Perda Retribusi dan pajak yang tahun ini mengalami perubahan. Tidak saja itu, penerapan kenaikan pajak yang direncanakan bisa diterapkan April lalu juga molor sampai saat ini, karena Perda tersebut,” sebutnya.

Azmansyah berharap sektor wisata bisa menjadi penopang sumber pendapatan, di tengah masih belum maksimalnya capaian dari retribusi daerah. Menurutnya meningkatnya angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) bisa menjadi stimulus hingga Desember mendatang.

Sehingga pariwisata bisa kembali menjadi penyumbang terbesar untuk PAD Batam. Setiap tahunnya 24 persen dari PAD Batam bersumber dari sektor pariwisata. Dengan membaiknya tren kunjungan bisa memberikan efek terhadap capaian PAD Batam ke depannya.

Sektor lainnya yang juga diharapkan bisa terus membaik adalah capaian BPHTB. Azmansyah menyebutkan sektor properti mulai menggeliat, tentu diharapkan hal ini juga berdampak terhadap pendapatan daerah. Tahun ini BPHTB ditargetkan Rp 156 miliar dari target Rp 414 miliar atau 37 persen.

“Jadi meskipun retribusi masih belum optimal, kami berharap sektor lain bisa meningkat, salah satunya dari pajak BPHTB ini,” imbuhnya.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi menyampaikan perkembangan PAD masih melihat pergerakan di semester kedua ini. Ia mengakui capaian PAD di semester pertama memang lari dari target yang sudah ditetapkan.

Pemulihan ekonomi yang diharapkan bisa berjalan baik, masih mengalami kendala. Meskipun untuk beberapa sektor mulai terlihat ada kenaikan. Dampak dari belum maksimalnya capaian ini adalah melakukan rasionalisasi terhadap proyek Pemerintah yang dikerjakan tahun ini.

“Sejumlah proyek masih berjalan, namun tidak semua. Karena uang terbatas. Pemko Batam tetap memprioritaskan proyek yang masuk dalam skala paling tinggi, sedangkan untuk skala sedang dan rendah terpaksa ditunda sampai tahun depan,” ujarnya.

Saat ini Batam tengah mencoba mendapatkan angka kunjungan baik dari wisman maupun Wisnus. Kabar baik memang ada peningkatan jumlah kunjungan, dan tentu diharapkan tren positif ini bisa berlanjut hingga akhir tahun. Sehingga capaian bisa mendekati target.

“Kita patut bersyukur perlahan mulai ada pergerakan kembali. Tentu yang kita harapkan semua bisa kembali normal atau setidaknya mendekati lah,” ungkapnya.

Pihaknya juga tengah menunggu data angka kunjungan awal Juli ini, karena baik Singapura dan Malaysia sudah buka 100 persen. Ia berharap angka kunjungan tersebut bisa terus meningkat.

“Saya lagi cek dulu dari tanggal 1 Juli kemarin berapa yang masuk. Dan diharapkan Minggu ini ada kunjungan yang lebih banyak,” tutupnya.(*)

 

Reporter : YULITAVIA

spot_img

Update