batampos – Hidup sehat juga merupakan hak dasar Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang ada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) kelas II A Batam. Selain pola makan yang teratur dan olahraga rutin, WBP di Lapas dan Rutan juga rutin menjalani pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan ini rutin dilakukan tiap bulan di masing-masing klinik, agar tidak terjadi penyebaran atau perluasan penderita penyakit menular. Pemeriksaan kesehatan terbaru ini bahkan melibatkan petugas medis dari Puskesmas Sei Langkai, Sagulung selama dua hari terakhir.
Baca Juga: 37 WBP Lapas Batam Diasah Menjadi Kader Kesehatan
Rutan Batam ada 150 WBP yang menjalani pemeriksaan ini pada, Rabu (17/7). Pemeriksaan yang dilaksanakan di klinik Pratama Rutan Batam ini dikemas dalam Voluntary Counseling and Testing (VTC) atau konseling dan tes HIV sukarela untuk membantu pencegahan, perawatan, dan pengobatan bagi orang dengan HIV/AIDS.
Pemeriksaan ini dilaksanakan bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin risiko terkena HIV/AIDS dan meningkatkan langkah pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS bagi WBP di dalam Rutan.
Sebelum menjalani tes, warga binaan terlebih dahulu menjalani konseling yang bertujuan untuk mempersiapkan terhadap tes HIV dan membantu mengantisipasi hasil yang mungkin diperoleh.
Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam, Faizal G Putra menyampaikan, agar WBP yang ikut dalam kegiatan ini agar dapat menerapkan informasi yang diperoleh untuk menerapkan deteksi dini penularan HIV/AIDS.
“Kejujuran dalam menjalani pemeriksaan sangat penting agar hasil yang diperoleh dapat ditindaklanjuti oleh tenaga medis dengan tepat dan hasil pemeriksaan akan dirahasiakan untuk menjaga privasi setiap individu,” ujar Putra.
Sementara di Lapas Batam pemeriksaan dilaksanakan di klinik Pratama Lapas Batam, Kamis (18/7). Sebanyak 47 WBP Lapas melakukan pemeriksaan penyakit menular untuk deteksi TBC, HIV, Sifilis, DBD, Hepatitis dan Gula Darah.
dr. Sinta Theiodora dari Puskesmas meminta agar WBP Lapas Batam jujur menyampaikan keluhan mereka jika ada gejala atau tanda-tanda adanya penyakit di dalam tubuh mereka.
” Ini skrining (tindakan medis) penyakit menular, jadi harus menjawab pertanyaan yang diberikan dengan jujur. Karena jawaban akan mempengaruhi hasil akhir penilaian deteksi dini penyakit menular ini,” ujarnya.
Kalapas Batam Heri Kusrita menyatakan bahwa kegiatan skrining penyakit menular ini dilakukan sebagai upaya untuk melakukan deteksi dini penyakit menular di Lapas Batam. Ada beberapa kelompok yang perlu mendapatkan skrining ini mulai dari orang yang kontak langsung dengan penderita dan orang yant tinggal di lingkungan yang sama.
“Skrining rutin ini kita laksanakan sebagai upaya deteksi dini penyakit menular yang sangat rentan penularannya di lingkungan seperti Lapas/Rutan. Alhamdulillah dari 47 orang warga binaan yang kita tes tersebut hasilnya negatif, ” ujar Heri Kusrita. (*)
Reporter: Eusebius Sara