batampos – Sejumlah masyarakat yang berada di 4 kecamatan di Kota Batam kewalahan karena tak kunjung mendapatkan pasokan air bersih sejak Jumat (16/6) hingga Minggu (18/6) malam. Pasokan air yang mandeg akibat kebocoran pipa distribusi berukuran 800 mm di depan Kepri Mall, Batam Center tersebut, membuat sejumlah warga terpaksa menumpang mandi ke rumah kerabat atau kawannya di wilayah lain.
Ada juga, yang terpaksa menadah air hujan demi menunjang kebutuhan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) yang sudah mendesak.
Mila, warga Bengkong, mengaku terpaksa menumpang mandi ke rumah saudara karena pasokan air bersih di rumahnya tak kunjung mengalir. Sejak dua hari sebelumnya air mati, sehingga keluarganya terpaksa menggunakan air isi ulang galon dari depot terdekat untuk kebutuhan MCK.
Baca Juga:Â PPDB SMK Ditutup, SMA Masih Buka untuk Jalur Zonasi
“Akhirnya hari ini (kemarin) numpang mandi di rumah kakak di Batam Center, karena air isi ulang juga sudah habis,” ujarnya.
Menurut dia, ia terpaksa menumpang ke rumah saudara, karena depot isi ulang air minum di kawasan Bengkong banyak yang tutup akibat stok airnya juga habis. Ia mengaku berkeliling ke beberapa daerah sekitar, tapi banyak yang tutup sehingga memilih ke rumah keluarganya.
“Kalau depot masih buka, mungkin saya masih beli. Tapi ini banyak tutup, saya dapat air dari mana lagi,” keluhannya.
Dikatakan Mila, aktivitas MCK di rumahnya sangat terganggu akibat air tak mengalir selama beberapa hari. Air tampungan di rumahnya juga habis, karena kebutuhan sehari-hari.
“Berharap segera hidup, kalau seperti ini terus, bisa stres kami,” ungkapnya.
Baca Juga:Â Ini Reaksi Muhammad Rudi Saat Ditanyai Masalah Air Bersih oleh Warga Batuaji
Hal senada diungkapkan Asti, warga Batam Center, yang terpaksa mengambil air di di bawah Simpang Flyover karena di mana-mana air kosong. Menurutnya, warga yang datang, mulai kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Ada air bersih beberapa puluh meter setelah flyover dari arah Awal Bross menuju Simpang Gelael. Banyak yang antre disana, ada yang pakai motor dan mobil,” jelasnya.
Menurut dia, akibat air tak mengalir selama beberapa hari, sejumlah depot di dekat rumahnya tutup. Kebutuhan air yang awalnya berharap dari isi ulang pun terhenti.
“Dulu air mati, masih bisa mencari air isi ulang. Nah, sekarang depot tutup, kami cari air di mana lagi. Untungnya dapat info ada air di Simpang Flyover,” jelasnya.
Sementara Dodo, warga Perumahaan Kharisma, Batam Center, mengaku sejak beberapa tahun terakhir suplai air di rumahnya sangat terganggu. Setiap hari, suplai air di rumahnya hanya menyala selama 3 jam, mulai pukul 01.30 WIB hingga 04.30 WIB.
“Lebih sering hidup pukul 2 dini hari, kemudian sebelum subuh sudah mati. Kalau hidup sampai pukul 6, berarti keajaiban, matahari sudah terbit dari barat,” sindirnya.
Baca Juga:Â Warga Sagulung Resah Tumpukan Material Sisa Produksi Perusahan Kontruksi Menumpuk di Dekat Permukiman
Sementara warga Tanjungsengkuang, Batuampar, banyak yang menampung air hujan akibat aliran air mati sejak sebelum pipa di depan Kepri Mall mengalami kebocoran. Salah satunya, Siti, yang terpaksa hujan-hujanan demi menampung air untuk keperluan MCK.
“Beli air ke tangki yang biasanya lewat-lewat itu juga susah, katanya airnya juga enggak ada. Terpaksa menampung air hujan buat cebok,” katanya.
Sementara itu, Corporate Communication (Corcom) SPAM Batam, Ginda Alamsyah, mengatakan, pekerjaan perbaikan kebocoran pipa induk di depan Kepri Mall telah selesai pada Minggu (18/6) sekitar pukul 18.30 WIB.
“Proses normalisasi suplai air pelanggan membutuhkan waktu beberapa saat, dan secara bertahap aliran air akan normal kembali,” katanya. (*)
Reporter: Yashinta