batampos- Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Batam tetap mengadakan seragam sekolah kepada siswa baru. Alasannya adalah ciri khas masing-masing sekolah. Seragam yang diadakan ini adalah seragam Melayu, Batik dan Olahraga.
SMAN 19 Batam misalkan tak menampik jika sekolah berencana mengadakan tiga jenis seragam tersebut sebagai ciri khas sekolah.
“Iya, karena itu ciri khas sekolah tapi baru sebatas wacana. Untuk sementara siswa masih pakai seragam yang ada dulu. Kalau belum ada seragam putih – abu abu, bisa pakai dulu seragam SMP. Tidak ada unsur pemaksaan. Setiap tahun juga seperti itu karena seragam batik, Melayu dan olahraga itu beda setiap sekolah dan sekolah yang tentukan,” ujar Wakil Humas SMAN 19 Batam Agustin, Senin (25/7).
Dijelaskan Agustin, yang boleh beli sendiri diluar oleh orangtua siswa adalah seragam putih abu-abu dan seragam Pramuka. Namun untuk seragam Melayu, Batik dan Olahraga tetap diadakan oleh sekolah entah itu melalui komite atau koperasi sekolah. “Tapi itu tadi belum diputuskan. Sementara anak pakai dulu yang ada,” kata Agustin.
BACA JUGA:Â Sekolah Dilarang Jual Seragam
Jikapun nanti sudah diadakan untuk tiga jenis seragam yang diadakan sekolah ini sistem pembayarannya bisa dilakukan bertahap sesuai kemampuan orangtua siswa. Untuk orangtua yang benar tidak mampu nanti didaftarkan ke KIP (Kartu Indonesia Pintar).
“Untuk masalah seragam ini belum jadi pembahasan yang serius, karena memang Dinas juga sudah mewanti-wanti. Seorang kami fokus dengan kelancaran aktifitas belajar mengajar anak di kelas. Tahun ini kami terima sekitar 400 an siswa dan satu lokal diisi sampai 50 an siswa. Ini yang kami prioritaskan dulu biar lancar belajar mengajar di kelas,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri Andi Agung sebelumnya sudah mewanti-wanti kepada kepala sekolah dan jajaran untuk tidak terlalu membebani orangtua siswa dengan pengadaan seragam sekolah. Jikapun bisa diadakan sendiri oleh orangtua di laut sebaiknya dibiarkan orangtua memilih sendiri di luar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. (*)
Reporter: Eusebius Sara