batampos – Kepala Pos Basarnas Batam, Dedius, mengimbau masyarakat pesisir, khususnya para nelayan dan pengelola kapal pancung antar pulau, untuk meningkatkan kewaspadaan terkait kondisi musim angin barat dan cuaca yang tidak menentu belakangan ini.
Dalam imbauannya, Dedius meminta seluruh pihak yang beraktivitas di laut agar selalu mengutamakan keselamatan dengan menggunakan alat pelindung seperti jaket pelampung dan memastikan kondisi kapal atau pancung dalam keadaan layak pakai.
“Kami meminta nelayan maupun pengelola pancung agar tidak memaksakan diri melaut jika kondisi cuaca sedang buruk. Sebaiknya aktivitas di laut dihentikan sementara hingga situasi kembali kondusif,” ujar Dedius, Selasa (11/12).
Menurutnya musim angin barat yang biasa terjadi pada akhir tahun ini sering kali menimbulkan gelombang tinggi dan angin kencang yang berbahaya bagi pelayaran. Selain itu, cuaca yang berubah-ubah secara cepat juga dapat memengaruhi keselamatan perjalanan di laut.
Basarnas Batam juga mengingatkan masyarakat untuk terus memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG. Jika terjadi situasi darurat, masyarakat diimbau segera menghubungi Pos Basarnas atau layanan darurat terdekat untuk mendapatkan bantuan.
“Kami siap siaga 24 jam untuk memberikan bantuan dan pertolongan jika diperlukan. Namun, upaya pencegahan tetap menjadi langkah terbaik untuk menghindari insiden di laut,” tambah Dedius.
Imbauan ini merupakan bagian dari upaya Basarnas Batam untuk menekan risiko kecelakaan laut selama musim angin barat berlangsung. Masyarakat diharapkan mematuhi arahan ini demi keselamatan bersama.
Sementara itu Stasiun Meteorologi BMKG Batam menyebutkan prakiraan cuaca untuk tiga hari hingga seminggu ke depan di Kepulauan Riau. Secara umum, wilayah ini akan mengalami cuaca berawan hingga hujan ringan. Namun, terdapat peluang hujan sedang hingga lebat berskala lokal di beberapa daerah.
“Waspada hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat serta angin kencang,” ujar Forecaster BMKG Batam, Noah Ginting.
Meski terdapat potensi hujan, ia memprakirakan tidak akan terjadi banjir, hanya genangan air di beberapa titik wilayah tertentu.
Sementara itu, Curah hujan diperkirakan berada dalam kategori ringan. Hujan ini disebabkan oleh pola belokan angin, kelembaban udara lapisan atas yang tinggi, serta pola angin siklonik yang mempercepat pertumbuhan awan hujan lebih cepat.
“Angin di wilayah ini bergerak dari barat laut hingga utara dengan kecepatan 5–25 km/jam,” ungkapnya.
Sementara itu, gelombang laut di perairan Batam, Bintan, Lingga, dan Karimun diprediksi rendah, kurang dari 1,25 meter. Namun, di perairan Natuna dan Anambas, gelombang maksimum dapat mencapai 1,5–2,5 meter.
“Masyarakat pengguna transportasi laut di wilayah Natuna dan Anambas diimbau untuk berhati-hati dan terus memantau informasi terkini melalui situs bmkg.go.id atau info BMKG,” tambahnya.
Noah juga membenarkan terkait kabar puncak cuaca hujan yang akan terjadi diakhir tahun 2024. Akan tetapi masyarakat tak perlu khawatir sebab intensitas hujan dan angin selama musim hujan ini cenderung stabil dan tidak berbahaya.
Diketahui puncak musim hujan diperkirakan akan berlangsung mulai 25 Desember 2024 hingga akhir tahun, dan intensitas hujan akan mulai berkurang pada pertengahan hingga akhir Januari 2025. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra