batampos – Suhu cuaca di Kepri selama beberapa minggu terakhir terasa amat panas. Kondisi itu membuat banyak masyarakat enggan keluar rumah karena terasa sangat terik.
Anggi, warga Nongsa misalnya, mengaku sudah hampir seminggu enggan keluar rumah saat siang hari. Alasannya, karena suhu udara di siang hari sangat terik dan panas.
“Sudah seminggu ngadem aja di rumah, tak sanggup keluar rumah, panas sekali. Kulit pun ikut perih,” jelasnya.
Menurut wanita berusia 25 tahun ini, panas udara tak hanya terasa siang hari. Namun juga hingga malam hari. Pendingin atau air conditioner (AC) di rumahnya pun menyala hampir 24 jam tanpa jeda.
“Di rumah kan ada bayi dan balita, kasihan mereka kepanasan. Jadi nyala terus 24 jam. Bulan ini, tagihan juga sudah bengkak, naik Rp 300 ribu dari biasanya,” jelas Anggi.
Baca Juga:Â Potensi Besar Kolaborasi Rusia dan Batam
Hal senada diungkap Tika, warga lainnya yang mengaku jadi malas keluar rumah karena cuaca panas. Namun karena harus bekerja, mau tak mau ia pun harus keluar rumah dengan kendaraan roda duanya.
“Ya kalau bawa motor terasa banget panasnya. Apalagi kalau tak pakai jaket, menyengat ke kulit,” sebut Tika.
Sementara, Koordinator Data dan Informasi BMKG Hang Nadim Batam, Suratman membenarkan suhu udara di Batam yang masih panas. Suhu udara di Kepri, seperti Batam terpantau hingga 34 derajat celcius.
“Ya suhu udara memang cenderung panas. Namun untuk Kepri, suhu udara paling panas hanya 34 derajat. Kalau di Indonesia hingga 36 derajat,” ujarnya.
Menurut dia, diperkirakan cuaca panas akan berlangsung hingga bulan Juni mendatang. Hal itu diperkirakan karena terjadinya panas hingga pertengahan Mei, yang seharusnya menjadi puncak hujan di Kepri.
“Harusnya Mei itu puncak hujan, namun hingga pertengahan Mei, puncak hujan itu tak terjadi dan lebih dominan panas. Sehingga diprediksi suhu panas ini hingga Juni,” jelas Suratman.
Baca Juga:Â Disbudpar Kota Batam Gelar Seminar, Datangkan Sejarawan Nasional Anhar Gonggong
Meski begitu, potensi terjadinya hujan di Kepri masih ada. Tapi dengan intensitas ringan ke sedang, dengn durasi sebentar. Sifat hujan juga masih lokal, dan tidak merata.
“Potensi hujan masih ada, namun kecil. Intesitasnya juga ringan dan tak merata,” sebutnya.
Suratman juga mengimbau disaat cuaca panas, masyarakat mengurangi aktifitas di luar ruangan. Jika pun keluar, harus disesuaikan dengan cairan tubuh yang banyak agar tak dehidrasi.
“Ya menghindari dehidrasi, yang bisa mengakibatkan sakit. Jadi jaga cairan tubuh disaat panas,” pungkasnya. (*)
Reporter: Yashinta