Sabtu, 20 April 2024
spot_img

Curhat Pedagang dan Pembeli Barang Bekas di Batam

Berita Terkait

spot_img
Pasar Seken Jodoh Dalil Harahap 1 scaled e1679299517270
Warga memilih baju seken singapura di Pasar Jodoh, Batuampar, Minggu (19/3/2023). Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Kebijakan pemerintah untuk menghentikan pengiriman barang bekas atau seken dari luar negeri mulai berdampak dengan stok pakaian dan sepatu seken di Kota Batam. Pedagang mulai kewalahan sebab stok lama sudah mulai menipis.

Sejumlah pedagang di Batuaji dan Sagulung mengaku, belum bisa mengorder pakaian dan sepatu seken dari Singapura karena adanya penghentian pengiriman dari pengirim di luar negeri.

“Sudah mau sebulan ini tak dapat stok. Ini jual sisa-sisa stok sebelumnya. Sudah menipis padahal pesanan online sudah cukup banyak. Bingung kami pedagang ini,” ujar Boim, pedagang di pasar seken Aviari.

Baca Juga: Tim Gabungan Grebek Simpang Dam, Kapolresta: Tidak Ada Bekingan dan Pembiaran

Senada disampaikan Ernita, pedagang pakaian seken di pasar paket Simpang Tobing, Batuaji. Stok barang jualannya menipis. Baju dan celana yang dijual saat ini kurang diminati sebab tak bermerk dan kurang bagus.

“Karena ini sisa stok sebelumnya. Yang bagus sudah pada laku semua. Yang sisa ini bisa dibilang yang kurang bagus makanya dijual murah saja. Rp 1.000 per lembar juga saya layani. Belum ada (stok) datang lagi. Katanya susah sekarang karena dilarang pemerintah,” ujarnya.

Baca Juga: Buruh Usulkan Pemprov Kepri Bentuk Dewan K3

Padahal kata Ernita dan pedagang pakaian seken lainnya, masyarakat Batam khususnya di Batuaji dan Sagulung sangat terbantu dengan barang bekas yang mereka jual. Itu karena harganya terjangkau dan juga pakaian dan sepatu yang dijual bermerk.

Juanda, warga yang dijumpai di Pasar Seken Aviari, menyampaikan pendapat yang sama. Pakaian dan barang seken yang ada di Batam selama ini sangat membantu dia untuk mendapatkan barang bermerk dengan harga yang terjangkau.

Baca Juga: Air Berhari-Hari Ngadat di Sengkuang, SPAM Bilang Akibat Kurangnya Pasokan

“Kalau benar dilarang agak susah lah kami masyarakat kecil ini. Tak sanggup kalau beli pakaian bagus yang baru. Baju dan celana bermerk sudah jutaan rupiah sekarang harganya,” kata Juanda.(*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Update