batampos – Dampak tidak mengalirnya suplai air bersih di wilayah Batam Kota berimbas ke penjual makanan. Sejumlah pedagang makanan memilih tidak membuka usaha mereka, karena tidak memiliki cadangan air yang akan digunakan untuk mendukung aktivitas memasak mereka.
Junaidi, salah seorang pengusaha makanan yang berada di Perumahan Bukit Raya, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota mengatakan sudah tiga hari tidak berjualan.
Penjual makanan penyetan ini mengungkapkan penyebab tidak jualan adalah krisis air yang terjadi sejak empat hari lalu.
Pelaku usaha ini mengaku cukup kesulitan untuk mengolah menu makanan yang akan dijual karena air bersih tidak ada.
Baca Juga:Â Sebab Musabab, Air Tak Mengalir di Sebagian Kota Batam
“Kemarin beli air untuk di rumah saja. Kalau buka kedai kebutuhan pasti lebih banyak. Karena namanya kita masak kan. Sudah pasti butuh banyak. Masak untuk keluarga saja butuh air banyak, apalagi untuk kedai ini,” ujarnya, Senin (23/1).
Nuraini pedagang usaha rumahan lainnya juga mengatakan hal yang sama. Sebagai pedagang makanan yang sudah memiliki langganan juga harus menutup sementara usaha kulinernya.
“Kalau langganan sudah nelpon dari beberapa hari ini mau pesan. Tapi terpaksa ditolak karena memang tak bisa jualan, karena air tak ada. Ini saja masih nampung air hujan untuk bersih-bersih di rumah,” ujarnya.
Ia mengungkapkan kerugian yang diderita selama dua hari tidak buka juga lumayan. Karena dalam satu hari dari usaha rumahan ini penghasilan bisa lumayan yang didapatkan.
“Karena kalau di perumahan yang pesan juga tetangga sini, dan sudah langganan semua,” sebutnya.
Baca Juga:Â Rusak Berat, Jalan Menuju Pelabuhan Sagulung Sering Makan Korban
Air mati selama empat hari ini sangat menyulitkan ia dan warga lainnya dalam berkegiatan. Selama ini tidak pernah mengalami mati air seperti ini.
“Bertahun-tahun tinggal dekat sini, tak pernah terjadi,” imbuhnya.
Diakuinya, untuk berjualan sangat memerlukan air sebelum dan sesudah memasak. Bahan-bahan masakan pasti dicuci pakai air bersih sebelum dimasak dan pasca memasak, peralatan memasak juga harus dicuci bersih.
Ia berharap Pemerintah Kota Batam (BP Batam) bisa menyalakan kembali aliran air bersih dirumahnya. Sehingga dirinya bisa kembali berjualan.
Nur menyesalkan air bersih ini sudah mati selama empat hari. Eli berharap PT Air Batam Hilir bisa mengalirkan air ke Perumahan Bukit Raya Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau.
“Kalau bisa ngalir lah lagi ya, capek loh kami seperti ini. Beli air galon, nampung air hujan, bahkan berkali-kali mengecek keran air,” ungkapnya. (*)
Reporter : YULITAVIA