Kamis, 19 September 2024
spot_img

Dampak Perang Iran-Israel, Pengusaha Batam Waspadai Pelemahan Ekonomi Hingga Kenaikan Suku Bunga

spot_img

Berita Terkait

spot_img
IMG 7768 1
Ketua Apindo Kota Batam Rafky Rasyid (ANTARA/Jessica)

batampos – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kota Batam mewaspadai dampak perang baru yang terjadi antara Israel dan Iran.

Menurut Ketua APINDO Batam, Rafki Rasyid mengatakan akibat perang Iran-Isarel akan mempengaruhi perekonomian dunia termasuk Indonesia.



Masyarakat global akan semakin menahan diri untuk berbelanja untuk berjaga-jaga dari dampak jangka panjang perang tersebut.

Baca Juga: Dua Bulan Sejak SPDP, Kejari Batam Belum Terima Berkas Penyidikan Kasus Mikol Rp 6,9 Miliar

Harga komoditas seperti minyak bumi, gas, emas, batu bara dan lain-lain, kemungkinan akan mengalami kenaikan sehingga beban yang ditanggung oleh pengusaha akan semakin berat.

“Kemungkinan inflasi akan semakin tinggi sehingga akan berpengaruh juga terhadap suku bunga,” kata Rafki, Senin (15/4).

Lanjutnya, karena untuk menekan inflasi, biasanya Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan.

“Kita berharap BI dan tim pengendali inflasi untuk bisa tetap menjaga inflasi tetap rendah dan suku bunga tidak naik untuk beberapa bulan ke depan. Kita belum tahu perkembangan perang antara Israel dan Iran ini,” bebernya.

Jika eskalasinya semakin meningkat dan membutuhkan waktu yang lama, maka dampaknya kepada perekonomian dunia akan semakin parah.

“Harapan kita perang tersebut bisa berakhir sesegera mungkin agar dampak ekonominya tidak begitu parah,” ucapnya.

Baca Juga: Tahanan Kabur Masih Belum Tertangkap, Kejaksaan Imbau Tersangka Menyerahkan Diri

Namun begitu pemerintah tentunya perlu menyiapkan langkah-langkah antisipasi jika misalkan perang Israel dan Iran ini berlangsung lebih lama.

Pemerintah harus mewaspadai, dan bersiap mengantisipasi jika perang berlanjut lama. Menurutnya, pemerintah harus memastikan pasokan BBM terjaga agar harga BBM tidak naik tinggi.

Pemerintah juga bisa memberikan stimulus fiskal agar target pertumbuhan ekonomi bisa terjaga. Lalu BI harus mengusahakan suku bunga tetap rendah.

“Kami berharap perang ini segera berhenti. Jangan sampai berlarut. Karena akan sangat merugikan,” tutupnya. (*)

 

Reporter: Yulitavia

spot_img
spot_img

Update