Minggu, 16 Juni 2024
spot_img

DBMSDA Rencanakan Bangun Pompa Baru di Pasar Jodoh, Tahun Depan

Berita Terkait

spot_img
Banjir 4 F Cecep Mulyana
Intensitas hujan tinggi dan saluran drainase yang buruk mengakibatkan ruas jalan Iman Bonjol, Nagoya banjir. Foto: Cecep Mulyana/ Batam Pos

batampos – Upaya penuntasan masalah banjir terus dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Selain gencar melakukan normalisasi drainase, upaya lain yang tengah disiapkan ialah dengan membangun rumah pompa di titik rawan genangan.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Wan Taufik menyebutkan, tahun depan pihaknya berencana membangun rumah pompa di Pasar Jodoh. Pembangunan ini sudah direncanakan sejak lama untuk menuntaskan permasalahan banjir di kawasan itu.

“Usulan sudah disampaikan untuk tahun 2025. Baru satu titik (rumah pompa air) di Pasar Jodoh, ” ujar Wan.

Wan menambahkan, rumah pompa sebagai solusi percepatan penanganan banjir di kawasan Jodoh dan sekitarnya. Bila melihat kondisi saat ini sangat tidak dimungkinkan lagi untuk dilakukan pelebaran drainase atau pun normalisasi drainase.

“Dimensi saluran drainase disana tak mungkin lagi dilakukan pelebaran. Makanya kita lakukan dengan sistem pompa ini. Sistem ini baru akan dilaksanakan tahun depan,” tambah Wan.

Selain Jodoh, sejumlah wilayah di Kota Batam seperti Nagoya, Sekupang, Bengkong, Marina dan Batuaji sudah tidak bisa lagi mengandalkan sistem pengaliran secara gravitasi. Sistem pompa air ini juga sangat dibutuhkan di sejumlah lokasi banjir lainnya yang terpengaruh dengan adanya pasang air laut.

“Tahap pertama ini baru satu titik kita usulan, ” bebernya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam Suhar menyebutkan, sistem pompa air ini sudah dalam tahap kajian dan direncanakan baru diusulkan di tahun 2025 mendatang. Selain karena biayanya yang tidak sedikit, sistem ini juga harus memperhitungkan kesiapan drainasenya,

“termasuk apakah drainase itu sudah permanen atau belum itu juga harus diperhitungkan, ” ujar Suhar.

Diakuinya, rata-rata satu lokasi yang memakai sistem pompa ini membutuhkan biaya sekitar Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar, tergantung kesiapan drainasenya. Sementara itu di Kota Batam sendiri hampir seluruh wilayahnya seperti Nagoya, Bengkong, Marina, Sagulung memerlukan sistem pompa ini.

“Jadi penanganan banjir ini mesti komprehensif ” pungkasnya.

Berdasarkan data dan peninjauan di lapangan, tercatat ada 21 titik banjir di Kota Batam. Bila dibandingkan dengan 2022 lalu, titik banjir ini berkurang signifikan. Dimana berdasarkan data DBMSDA ada 48 titik banjir, secara bertahap berkurang 21 titik banjir dengan adanya program peningkatan drainase.

Adapun 21 titik banjir saat ini adalah, Simpang Kepri Mall-Dutamas-Legenda Bali-Legenda Malaka, Simpang Helm -Kawasan Tunas, Jalan depan kantor PDIP–kawasan Samsat, Jalan Depan Villa Panbill, Jalan Trans Barelang (Depan Perumahan Cipta Asri), Jalan Depan SP Plaza, Jalan Depan Villa Muka Kuning, Kawasan Kantor BPJN (Mangsang), dan Kawasan Bengkong Indah/Bengkong Swadebi, Bengkong.

Lalu Rosedale–Citra Indah, Kawasan Marina City Sekupang, Perumahan Green Nongsa City, Kawasan Sei Tering, Kawasan SMPN 28, Kawasan Industri Volex, Kawasan Greenland, Puri Sasmaya Nongsa, Tiban Center, Pondok Pelangi Tiban dan terakhir Jalan R Suprapto depan perumahan Pemda Batuaji. (*)

 

 

Reporter : Rengga Yuliandra

spot_img

Update