Jumat, 20 September 2024
spot_img

DBMSDA Targetkan 8 Titik Banjir Berkurang Tahun Ini

Berita Terkait

spot_img
Banjir Dalil Harahap scaled
Banjir di perumahan Barelang Central Raya RW 08, Tanjunguncang, Batuaji, Selasa (7/5). Foto: Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Banjir masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Batam yang harus diselesaikan. Di musim hujan ini, puluhan titik di kota Batam menjadi langganan banjir. Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam Wan Taufik menyebutkan, berdasarkan data dan peninjauan di lapangan, saat ini terdapat sekitar 20 titik-titik banjir yang tersebar di Kota Batam

“Datanya masih sama dengan yang disampaikan sebelumnya (20 titik banjir), ” kata Wan, Kamis (9/5).



Adapun 21 titik banjir saat ini adalah, Simpang Kepri Mall-Dutamas-Legenda Bali-Legenda Malaka, Simpang Helm -Kawasan Tunas, Jalan depan kantor PDIP–kawasan Samsat, Jalan Depan Villa Panbill, Jalan Trans Barelang (Depan Perumahan Cipta Asri), Jalan Depan SP Plaza, Jalan Depan Villa Muka Kuning, Kawasan Kantor BPJN (Mangsang), dan Kawasan Bengkong Indah/Bengkong Swadebi, Bengkong.

Lalu Rosedale–Citra Indah, Kawasan Marina City Sekupang, Perumahan Green Nongsa City, Kawasan Sei Tering, Kawasan SMPN 28, Kawasan Industri Volex, Kawasan Greenland, Puri Sasmaya Nongsa, Tiban Center, dan Pondok Pelangi Tiban.

Jumlah titik banjir saat ini diklaim berkurang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2022 lalu. Dimana, berdasarkan data DBMSDA Batam ada 48 titik banjir, secara bertahap berkurang menjadi 20 titik banjir setelah adanya program peningkatan drainase.

Selain itu, DBMSDA menargetkan enam sampai delapan titik banjir bisa berkurang di tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan pembangunan fisik drainase dan normalisasi saluran. Adapun titik banjir yang direncanakan dilakukan pembangunan fisik dan normalisasi itu adalah di Jalan Villa Depan Panbil, Jalan Trans Barelang, Jalan Depan SP Plaza, Jalan Depan Villa Muka Kuning, Jalan Depan Kantor Camat Nongsa, Marina City, Greenland, dan Tiban Center.

“Enam sampai delapan titik diproyeksikan, ” ujarnya.

Kepala Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Batam Suhar mengatakan, berdasarkan fakta dilapangan ada beberapa penyebab banjir diantaranya, perubahan tata guna lahan dari awalnya daerah resapan air jadi daerah terbangun termasuk juga aktivitas cut and fill. Selain itu ada juga karena kurangnya kesadaran masyarakat dengan membuang sampah, membangun di atas drainase dan menutup drainase.

“Ada juga karena pengaruh pasang surut, adanya jaringan utilitas yang berada di drainase seperti pipa ATB, PLN dan PGN, curah hujan tinggi, ” terangnya

Banjir di Batam lanjutnya, juga disebabkan oleh sinkronisasi pemanfaatan lahan dengan sistem drainase atau lahan sudah dialokasikan kepada pengembang, space saluran tidak ada serta kapasitas saluran yang sudah tidak mampu menampung debit air.

“Jadi ada banyak penyebab yang menyebabkan banjir di Batam ini, ” tuturnya.

Sementara itu data DBMSDA berdasarkan hasil inventarisasi jumlah drainase eksisting yang ada di Batam saat ini adalah drainase primer sebanyak 121 ruas, dengan panjang 108.525 meter lalu ada juga drainase sekunder sebanyak 1065 ruas, dengan panjang 478.890 meter. Dari jumlah drainase eksisting yang ada, seluruhnya masih berfungsi. Namun demikian ada sebagian drainase yang tidak dapat berfungsi maksimal akibat sampah, sedimentasi, dan dimensi saluran yang tak memadai.

“Untuk penanganannya maka dilakukan pembersihan atau pengerukan saluran dengan menggunakan tenaga manusia maupun alat berat. Sedangkan untuk saluran yang tidak memadai dimensinya maka dilakukan pelebaran saluran baik secara permanen (pembangunan fisik) maupun non permanen (normalisasi),” terang Suhar. (*)

spot_img
spot_img

Update