batampos – Debat publik calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam di Crown Vista Hotel pada Jumat (15/11) berlangsung tegang sebelum dimulai. Jadwal yang seharusnya dimulai pukul 14.00 WIB molor hingga pukul 15.15 WIB. Kondisi di lokasi semakin tidak kondusif, dengan kedua tim pasangan calon (paslon) saling menunjukkan aksi dukungan.
Pasangan calon nomor urut 1, Nuryanto-Hardi Hood (Nadi), telah hadir di lokasi sejak pukul 13.45 WIB. Namun, pasangan calon nomor urut 2, Amsakar Achmad-Li Claudia (Asli), belum memasuki ruang debat.
Sementara itu, tim pemenangan Nadi tampak bershalawat, sedangkan tim Asli menyanyikan yel-yel untuk mendukung pasangan mereka. Keterlambatan ini disebabkan oleh rapat koordinasi mendadak yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batam bersama tim keamanan dan perwakilan kedua paslon.
Rapat membahas aturan tata tertib debat, termasuk perihal penggunaan handphone atau catatan selama acara. Aturan tersebut sebelumnya sudah disepakati dalam rapat terakhir, namun kembali dipersoalkan oleh salah satu pihak.
Sekretaris tim pemenangan Nadi, Erna, mengungkapkan kekecewaannya terhadap KPU yang dianggap tidak konsisten dengan kesepakatan sebelumnya.
“Semalam kami sudah sepakat soal tata tertib, termasuk paslon boleh membawa handphone atau catatan. Sekarang tidak ada waktu lagi untuk rapat ulang,” ujar Erna.
Ketua KPU Kota Batam, Mawardi, meminta maaf atas keterlambatan ini dan memohon waktu tambahan untuk menyelesaikan permasalahan. “Mohon maaf atas keterlambatan kami. Kami sedang berusaha menyelesaikan perbedaan pandangan melalui rapat koordinasi ini,” katanya.
Namun, hal ini memicu kritik dari calon Wali Kota nomor urut 1, Nuryanto. Ia menyayangkan KPU terlalu longgar dalam menjalankan tugasnya.
“Debat ini sudah dibiayai oleh negara dengan dana besar. Seharusnya KPU tegas dan tidak diatur oleh peserta. Saya rasakan penyelenggara malah diatur oleh peserta,” ujar Nuryanto yang didampingi oleh wakilnya, Hardi Hood. (*)
Reporter: Aziz Maulana