Kamis, 19 September 2024
spot_img

Diduga Lecehkan Stafnya, Oknum Kepsek SMKN 8 Akan Dinonaktifkan

spot_img

Berita Terkait

spot_img
SMKN 8 1
Ilustrasi SMKN 8 Batam.

batampos – Dugaan kasus pelecehan terhadap salah satu staf wanita oleh oknum Kepala Sekolah di Sagulung telah sampai ke Dinas Pendidikan Provinsi Kepri. Disdik akan mengambil tindakan tegas atas aduan yang masuk dalam kategori pelanggaran berat itu.

Kepala Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Kepri Kasdianto mengatakan, keputusan atas persoalan ini ada di Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri. Pihaknya telah meneruskan aduan masyarakat tersebut ke Kadisdik Kepri.



“Sudah disampaikan ke pak Kadis dan akan ada sanksi yang tegas. Kemungkinan akan dinonaktifkan sebagai kepsek yang bersangkutan, ” ujar Kasdianto.

Baca Juga: Baru Dua Hari Kerja, Staf Perempuan Dilecehkan Oknum Kepala Sekolah

Sanksi tegas ini diambil tidak lain untuk tetap menjaga nama baik dan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

“Ya itu jadi pertimbangan juga, bagaimana pun mutu pendidikan dan nama baik dunia pendidikan tetap harus dijaga demi masa depan anak-anak kita, ” ujarnya lagi.

Sementara Bs, oknum Kepala sekolah yang berada di wilayah Dapur 12, Sagulung ini belum bisa dimintai tanggapan atas dugaan tindakan asusila yang menyeretnya itu. Saat didatangi ke sekolah Bs sedang tak berada di kantornya. Begitu juga panggilan telepon belum terhubung hingga, Senin (22/7).

Dewi, humas sekolah tersebut yang dijumpai Batam Pos, juga enggan berkomentar banyak terkait kasus ini. Sebagai Humas dia hanya menyampaikan bahwa aktifitas belajar mengajar di sekolah tetap berjalan normal adanya. Dia tak membenarkan dan juga tak menampik atas informasi dan aduan dugaan tindakan asusila tersebut.

“Waduh gimana ya. Kurang paham saya masalah itu. Itu masalah pribadi kali ya. Ke dinas saja ya. Pak Kepsek juga lagi tak berada di sini (sekolah), ” kata Dewi.

“Kalau tanya soal kegiatan di sekolah ini saya bisa jawab. Anak-anak belajar normal semua sekarang. Kalau masalah itu saya mohon maaf tak bisa saya berkomentar, ” ujarnya lagi.

Disinggung terkait R, staf perempuan yang disebutkan sebagai korban tindakan asusila ini Dewi membenarkan hanya dua hari masuk kerja. R yang direkrut untuk staf di laboratorium farmasi yang juga tamatan SMKN 8 saat ini sudah tak masuk kerja lagi.

“Itu mantan siswa saya juga. Saya kenal baik anak itu (R). Direkrut untuk staf di laboratorium farmasi. Hari pertama masuk saya nampak dia. Hari kedua itu kebetulan saya lagi kegiatan di luar jadi kurang tahu kejadiannya. Selanjutnya dia tak masuk lagi hingga hari ini, ” tutur Dewi.

Seperti diberitakan sebelumnya Bs, oknum Kepala SMK di Sagulung dilaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Kepri terkait dugaan perbuatan asusila terhadap R, staf wanita yang baru dua hari masuk kerja. Perbuatan tak menyenangkan ini dialami R saat guru dan siswa sudah pulang semua pada tanggal 24 Juni lalu. R yang juga tamatan dari sekolah yang sama dua tahun sebelumnya diminta oleh Kepsek untuk menyelesaikan pekerjaan hingga semua guru dan siswa pulang.

“Sudah sore kali itu. Tinggal mereka berdua saja. Saat anak ini (korban) mau pulang, dia peluk dan cium korban layaknya pasangan kekasih. Korban berontak dan tak mau masuk kerja lagi. Padahal anak itu tamatan sekolah itu juga dan baru dua hari masuk kerja sebagai staf di sekolah itu, ” ujar sumber lapangan yang tak mau namanya disebutkan.

Dugaan aksi pencabulan ini juga sudah ketahuilah oleh seluruh guru dan beberapa siswa di sekolah tersebut, sehingga mereka berharap agar ada sanksi yang tegas agar nama baik sekolah tidak tercoreng lagi kedepannya.

“Tak bagus kalau ini dibiarkan. Kami berharap ada sanksi yang tegas biar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kasian anak-anak yang kita didik ini kalau kepala sekolah nya seperti itu, ” ujar salah satu guru yang juga tak mau namanya disebutkan. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img
spot_img

Update