batampos – Suara ledakan mirip bom menghebohkan warga Perumahan Pemda II, Kecamatan Batuaji, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (7/12).Peristiwa itu langsung ditanggapi oleh Kepolisian Daerah (Polda) Kepri, dengan menerjunkan tim penjinak bom (Jibon) ke lokasi.
Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Harry Goldenhart, menegaskan bahwa ledakan tersebut bukan ledakan bom. “Bukan ledakan bom, saya luruskan itu bukan ledakan bom,” ujar Harry.
Menurutnya, suara ledakan itu berawal dari suatu benda yang diduga jatuh dari langit. Kemudian benda tersebut masuk ke dalam pekarangan rumah warga.
“Benda tersebut begitu jatuh langsung dalam keadaan terbakar. Namun benda itu sudah berhasil diamankan,” kata dia.
Baca Juga: Ini Benda yang Dikira Bom Oleh Warga di Batuaji
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh tim jibom menyatakan barang tersebut adalah roket parasute flare.
“Berdasarkan analisa unit jibom terhadap barang temuan tersebut dengan melihat bentuk fisik dan ukuran bahwa barang tersebut adalah roket parasute flare yang biasa digunakan di perkapalan atau pelayaran,” kata Harry.
Saat ini barang tersebut sudah diamankan oleh tim Penjinak Bahan Peledak, dan proses penyelidikan sedang dilakukan oleh Polresta Barelang bersama Sat Brimob Polda Kepri.
Baca Juga: Kemungkinan UMK Batam 2023 Sesuai Rekomendasi Walikota
Harry mengimbau agar masyarakat tetap melaksanakan aktifitas seperti biasanya, karena Polri dan jajaran akan memastikan situasi Kamtibmas yang kondusif.
“Apabila masyarakat menemukan kejadian apapun agar segera menghubungi aparat Polri terdekat dan kami akan segera merespon laporan masyarakat,” tutupnya.
Dikutip Indosport, parachute rocket flare atau roket pelontar cerawat pada dasarnya adalah benda pemantik pertolongan awak kapal karena alat ini memancarkan cahaya maupun asap. Sehingga tim penyelamat bisa melihat secara jelas dan dengan segera bisa memberikan pertolongan.
Roket pelontar cerawat biasanya berbentuk tabung. Umumnya ada di kapal dan pesawat untuk memberi sinyal di udara selama beberapa waktu lamanya.
Dikutip dari beberapa sumber, roketnya berasal dari aluminium berbahan bakar padat dan pemantiknya seperti pistol dumpis (menggunakan pen dan ditekan). Begitu dinyalakan, roket pelontar cerawat akan terbang. Pada siang hari, akan terlihat asap. Namun berbeda saat malam hari. Yang tampak semacam mercon ataupun api.
Baca Juga:Â DPRD Minta BP Batam Selesaikan Tumpang Tindih Lahan Perumahan
Menurut Nur Agustinus pemilik situs betaufo.org, dari kejauhan, baik parasut maupun asapnya biasanya tidak terlihat dengan jelas. Yang tampak hanya sinarnya saja. Warnanya merah mencolok, bergerak secara perlahan agak menurun. Bisa juga mengikuti arah angin dan tiba-tiba padam dan meredup karena material flare-nya telah habis.
Benda ini bila disalahgunakan akan berbahaya bagi keselamatan seseorang. Contohnya saat pertandingan Tim Nasional (Timnas) Indonesia melawan Fiji, Sabtu (02/09/17). Seseorang dari tribun menyulut roket pelontar cerawat dan menimpa penonton bernama Catur Yuliantono. Roket pelontar cerawat tepat mengenai kepala korban hingga bersimbah darah dan nyawanya tak terselamatkan. (*)
Reporter: Azis Maulana