batampos – Banjir masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Batam yang harus diselesaikan. Di musim hujan ini, puluhan titik di kota Batam menjadi langganan banjir.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam Suhar menyebutkan, berdasarkan data dan peninjauan di lapangan saat ini ada sekitar 21 titik banjir di Kota Batam.
“Ya, data per Desember 2023 tercatat ada 21 titik lokasi rawan banjir di Kota Batam, ” ujar Suhar, Senin (11/7).
Baca Juga:Â Banjir Masih Terjadi, Dinas Bina Marga Maksimalkan Perawatan dan Normalisasi Drainase
Namun bila dibandingkan dengan tahun 2022 lalu, titik banjir ini berkurang signifikan. Bahkan berdasarkan data DBMSDA Batam ada 48 titik banjir, secara bertahap berkurang menjadi 21 titik banjir dengan adanya program peningkatan drainase.
“Sudah ada program peningkatan drainase dan itu berhasil mengurangi titik banjir tersebut,” ucap Suhar.
Adapun 21 titik banjir saat ini adalah, Simpang Kepri Mall-Dutamas-Legenda Bali-Legenda Malaka, Simpang Helm -Kawasan Tunas, Jalan depan kantor PDIP–kawasan Samsat, Jalan Depan Villa Panbill, Jalan Trans Barelang (Depan Perumahan Cipta Asri), Jalan Depan SP Plaza, Jalan Depan Villa Muka Kuning, Kawasan Kantor BPJN (Mangsang), dan Kawasan Bengkong Indah/Bengkong Swadebi, Bengkong.
Lalu Rosedale–Citra Indah, Kawasan Marina City Sekupang, Perumahan Green Nongsa City, Kawasan Sei Tering, Kawasan SMPN 28, Kawasan Industri Volex, Kawasan Greenland, Puri Sasmaya Nongsa, Tiban Center, Pondok Pelangi Tiban dan terakhir Jalan R Suprapto depan perumahan Pemda Batuaji.
Suhar menyebutkan, berdasarkan fakta dilapangan ada beberapa penyebab banjir diantaranya, perubahan tata guna lahan dari awalnya daerah resapan air jadi daerah terbangun termasuk juga aktivitas cut and fill. Selain itu ada juga karena kurangnya kesadaran masyarakat dengan membuang sampah, membangun di atas drainase dan menutup drainase.
“Ada juga karena pengaruh pasang surut, jaringan utilitas yang ada di drainase seperti pipa ATB, PLN dan PGN, ” terangnya.
Banjir di Batam lanjutnya, juga disebabkan oleh sinkronisasi pemanfaatan lahan dengan sistem drainase atau lahan sudah dialokasikan kepada pengembang, space saluran tidak ada serta kapasitas saluran yang sudah tidak mampu menampung debit air.
“Jadi ada banyak penyebab yang menyebabkan banjir di Batam ini, ” tuturnya.
Sementara Kepala Bidang SDA DBMSDA Batam Wan Taufik menyebutkan, sebanyak 8 titik dari 21 titik banjir di Kota Batam sudah berhasil ditangani sehingga tidak terjadi genangan air lagi ketika hujan deras mengguyur Batam.
Adapun ke dalapan lokasi itu ialah, Jalan depan Villa Panbil, Jalan Trans Barelang, Jalan depan SP PLaza, jalan depan Muka Kuning, Perumahan Citra Indah Rosedale, Kwasan Marina City, kawasan Greenland, Puri Sasmaya Nongsa dan Pondok Pelangi Tiban.
“Dari 21 titik ini, delapan diantaranya sudah tidak terjadi genangan air lagi, ” ujar Wan.
Ia menyebutkan, berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi titik banjir ini. Semisal dengan cara melakukan pembangunan box culvert, pelebaran drainase, pemeliharaan rutin drainase dengan memakai alat berat dan tenaga manusia.
“Tidak ada target, karena prinsipnya seluruh titik banjir kita tangani. Namun tentu belum semua bisa teratasi, ” ucap Wan.
Ia mencontohkan, untuk lokasi yang belum bisa teratasi karena perlu penanganan melalui pembangunan secara fisik. “Dan perlu koordinasi dengan instansi terkait seperti BP Batam dan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) , ” pungkasnya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra