batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam terus meningkatkan pengawasan sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR) mencegah penyakit cacar monyet atau lebih dikenal monkeypox.
“Di tahun ini Kota Batam masih aman serta belum ditemukan penyakit cacar monyet karena Dinkes terus meningkatkan pengawasan dengan ketat di wilayah kerja masing-masing,” ujar Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi, Rabu (28/8).
Menurutnya, dengan layanan SKDR pihak Dinkes Kota Batam melakukan pengawasan 24 jam bisa lebih cepat melakukan pencegahan. Sistem kewaspadaan dini juga tersedia diseluruh fasilitas kesehatan baik itu rumah sakit maupun puskesmas.
“Seluruh faskes ini akan segera melaporkan kurang dari 24 jam jika ditemukan kasus cacar monyet ini, ” tuturnya.
Terkait bagaimana upaya agar terhindar dari penyakit ini Didi menjawab perilaku hidup bersih dan sehat sangat dipengaruhi. Lalu menggunakan masker karena penyakit ini bisa pindah melalui cairan air liur ketika orang bersin. Setiap pasangan juga diminta tidak berhubungan sek berganti ganti pasangan.
“Yang pastinya tidak melakukan kontak seksual berganti-ganti pasangan, ” ungkap Didi
Selain itu tidak menggunakan barang bersama, semisal handuk yang belum dicuci, pakaian, atau berbagi tempat tidur, alat mandi, serta perlengkapan tidur seperti seprai, bantal, dan lain. Untuk populasi berisiko tinggi, sedapat mungkin hindari perilaku berisiko. Yang dimaksud populasi berisiko tinggi, yaitu yang memiliki pasangan lebih dari satu orang yang mengidap kondisi imunokompromais (autoimun, penyakit kronis lainnya).
Gejala cacar monyet akan timbul 5-21 hari setelah penderita terinfeksi virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet meliputi demam, lemas, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening yang ditandai dengan adanya benjolan di leher, ketiak atau, selangkangan.
Gejala awal berlangsung selama 1-3 hari atau lebih. Setelah itu akan muncul gejala seperti ruam di wajah yang akan menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti lengan dan tungkai. Ruam itu akan muncul seperti bintil yang berisi cairan nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian akan menyebabkan borok di kulit.
“Pada November 2023 kemarin ditemukan satu kasus cacar monyet ini di Batam. Pasiennya pria berusia 23 tahun, warga Lubuk Baja. Dari keterangan pasien, ia tidak pernah melakukan perjalanan keluar kota dan juga melakukan kontak dengan orang yang terduga Monkeypox, ” ungkap Kadinkes.
Selanjutnya, Dua warga Kota Batam yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien cacar monyet atau monkeypox asal Lubukbaja itu dinyatakan negatif. Hal ini diketahui setelah hasil pemeriksaan sampel dua kontak erat ini keluar dari (BTKL-PP).
“Ada dua sampel yang diambil dan dua-duanya dinyatakan negatif (cacar monyet).Untuk pasien yang terkonfirmasi positif itu juga sudah sembuh, kita pantau terus, ” bebernya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra