Sabtu, 23 November 2024

Dinkes Batam Tingkatkan Kewaspadaan Dini Cegah Penyakit Cacar Monyet

Berita Terkait

spot_img
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam Didi Kusmarjadi.

batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam semakin memperkuat upaya deteksi dini dalam menghadapi ancaman penyebaran Mpox (Monkeypox) di wilayahnya. Langkah ini diambil untuk mencegah penularan lebih lanjut, setelah ditemukannya beberapa kasus di wilayah Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, bahwa pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan dengan memperkuat sosialisasi, pelatihan tenaga kesehatan, serta memperluas jaringan deteksi dini di seluruh fasilitas kesehatan di Batam.


“Deteksi dini sangat penting untuk mengidentifikasi gejala dan segera melakukan tindakan isolasi. Dengan langkah ini, kita bisa mengurangi risiko penyebaran lebih luas. Untuk di Batam di tahun ini belum ada kasus yang kita temukan,” ujar dr. Didi, Kamis (5/9).

Selain itu, Dinas Kesehatan juga bekerja sama dengan rumah sakit dan puskesmas untuk menyiapkan fasilitas isolasi bagi pasien yang terdeteksi terinfeksi Mpox. Pihaknya juga mendorong masyarakat untuk segera melaporkan jika mengalami gejala seperti demam, ruam kulit, atau gejala lain yang mengarah pada infeksi Mpox.

Di tengah peningkatan deteksi dini, Dinas Kesehatan juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait gejala dan pencegahan Mpox. Dimana penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox dan dapat menyebar melalui kontak fisik langsung dengan orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan diri dan menghindari kontak langsung dengan penderita.

“Kerja sama dari masyarakat sangat dibutuhkan, terutama dalam hal melaporkan gejala awal dan menjaga kebersihan lingkungan,” tambah dr. Didi.

Langkah-langkah yang diambil oleh Dinas Kesehatan Batam ini sejalan dengan instruksi dari Kementerian Kesehatan RI yang mengimbau seluruh daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap penyebaran Mpox.

“Dengan meningkatnya langkah pencegahan dan deteksi dini ini, diharapkan Batam bisa meminimalisir risiko wabah Mpox dan melindungi warganya dari penyebaran penyakit yang berpotensi berbahaya ini, ” sebut Didi.

Pada November 2023 kemarin ditemukan satu kasus cacar monyet ini di Batam. Pasiennya pria berusia 23 tahun, warga Lubuk Baja. Dari keterangan pasien, ia tidak pernah melakukan perjalanan keluar kota dan juga melakukan kontak dengan orang yang terduga Monkeypox, ” ungkap Kadinkes.

Selanjutnya, Dua warga Kota Batam yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien cacar monyet atau monkeypox asal Lubukbaja itu dinyatakan negatif. Hal ini diketahui setelah hasil pemeriksaan sampel dua kontak erat ini keluar dari (BTKL-PP).

“Ada dua sampel yang diambil dan dua-duanya dinyatakan negatif (cacar monyet).Untuk pasien yang terkonfirmasi positif itu juga sudah sembuh, kita pantau terus, ” pungkasnya.

Waspada Monkeypox, Pelabuhan Internasional Sekupang Dipasang Alat Pengukur Suhu Tubuh

Sebagai langkah pencegahan penyebaran virus monkeypox (Mpox), otoritas pelabuhan Internasional Fery Sekupang telah memasang alat pengukur suhu tubuh di pintunya kedatangan pelabuhan. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi lebih awal penumpang yang mengalami gejala demam, salah satu tanda awal infeksi Mpox.

Pengelola pelabuhan Fery Internasional Sekupang, Jumarly menyebutkan, mengatakan bahwa setiap penumpang yang tiba melalui pelabuhan akan diperiksa suhu tubuhnya. “Pengukuran suhu tubuh menjadi langkah awal deteksi dini bagi para penumpang yang mungkin terinfeksi. Jika ditemukan penumpang dengan suhu di atas normal, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Jumarly.

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan spanduk dan himbauan di pelabuhan bagi penumpang yang terdeteksi mengalami gejala yang mengarah pada monkeypox. Upaya ini dilakukan sejalan dengan arahan dari Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus monkeypox, khususnya melalui jalur masuk internasional.

Pemasangan alat pengukur suhu tubuh di pelabuhan ini diharapkan mampu meminimalkan potensi penyebaran penyakit berbahaya tersebut di Batam, terutama mengingat tingginya arus penumpang di pelabuhan yang berhubungan dengan negara-negara lain.

“Kalau alat pengukur suhu tubuh memang sudah tersedia semenjak COVID-19 yang lalu dan alatnya masih ada di Terminal Internasional Sekupang, ” pungkasnya.

Caption foto, alat pengukur suhu tubuh di Pelabuhan Internasional Sekupang. Foto Jumarly. (*)

 

Reporter : Rengga Yuliandra

spot_img

Baca Juga

Update