batampos – Flu Singapura adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan timbulnya sariawan di mulut dan luka lepuh di kulit. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, and mouth disease).
Flu Singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah penyakit yang mudah menular dan sering menyerang anak-anak usia 5–10 tahun. Walau lebih sering menyerang anak-anak, flu Singapura juga bisa menyerang orang dewasa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam hingga pekan ke 36 ini 192 kasus flu singapura di Batam. Kasus terbanyak tercatat di Rumah Sakit Awal Bros yakni sebanyak 82 kasus. Lalu Puskesmas Sungai Panas 17 kasus, Puskesmas Tanjung Buntung 10 kasus dan Puskesmas Tiban Baru dan Puskesmas Tiban Mentarau masing-masing sembilan kasus flu singapura.
Baca Juga:Â Ditanggung BPJS, Layanan Pemasangan Ring Jantung di RSUD Embung Fatimah Berjalan Efektif
Selain itu ada juga di Rumah Sakit Embung Fatimah sebanyak delapan kasus, Puskesmas Sambau lima kasus, Puskesmas Pancur dan Puskesmas Lubukbaja masing-masing tiga kasus. Lalu Puskesmas Belakang Padang, Sungai Langkai, Kabil, dan Puskesmas Sekupang masing-masing dua kasus serta Puskesmas Baloi Permai dan Bulang masing-masing 1 kasus.
“Ya, sampai September 2023 ini ada 192 kasus. Hampir seluruh pasien flu singapura ini rawat jalan,” Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi.
Didi mengatakan, gejala awal flu Singapura bisa muncul 3–6 hari setelah seseorang terinfeksi virus. Umumnya, penderita akan mengalami demam atau sakit tenggorokan, kemudian 1–2 hari setelahnya akan muncul sariawan, ruam, dan lepuh.
Penderita flu Singapura bisa mengalami beberapa keluhan seperti demam, sakit tenggorokan, sariawan yang terasa nyeri di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi, hilang nafsu makan, ruam merah yang tidak terasa gatal, terkadang disertai lepuhan di telapak tangan, telapak kaki dan bokong dan batuk.
Baca Juga:Â Bocah Hanyut, Kapolsek Sekupang Himbau Orangtua Tingkatkan Pengawasan pada Anak
Pada sebagian besar kasus, flu Singapura tidak membutuhkan pengobatan khusus karena gejalanya akan mereda setelah 7–10 hari. Pasien juga dianjurkan untuk minum air es atau makan es krim guna membantu mengurangi peradangan, serta banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
“Jadi flu Singapura sebenarnya bisa hilang sendiri (self limited). Paling penting hindari kontak langsung, karena penularan berasal dari cairan yang berasal dari lesi dan mulut. Selain itu juga harus menerapkan protokol kesehatan,” tuturnya.
Ditambahkan Didi, flu ini bisa menyebar lewat berbagai cara dari pengidapnya ke orang lain. Misalnya melalui cairan dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin. Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk. Cairan yang berasal dari luka melepuh dan permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran (tinja) pengidap.(*)
Repoter: Rengga Yuliandra