Minggu, 5 Januari 2025

Direct Call China-Batam, Pelabuhan Batuampar Menuju Kemandirian Logistik Internasional

Berita Terkait

spot_img
Pelabuhan Peti Kemas Batuampar terus bersolek dan tingkatkan pelayanan. F. Humas BP Batam untuk Batam Pos

batampos – BP Batam terus mempercepat pengembangan Pelabuhan Batuampar sebagai terminal peti kemas utama di Batam.

Hasil kolaborasi dengan Persero kini membuahkan hasil, termasuk pembukaan rute perdagangan baru atau direct call dari Batam ke China pada 31 Maret 2024. Sebelumnya, pelabuhan ini juga telah melayani rute langsung ke Myanmar sejak Agustus 2024.


Rute pelayaran langsung ke China dioperasikan oleh Shandong International Transportation Corporation (SITC). Pada perjalanan perdana dari China menuju Batam, SITC menggunakan kapal MV SITC Hakata berbobot 23.000 GT, yang menandai era baru dalam perdagangan internasional Batam.

Sebagai bagian dari tahap pengembangan kedua, Pelabuhan Batuampar kini akan segera memiliki Container Yard (CY) baru. Proyek pembangunan CY dimulai pada 6 Mei 2024 oleh BP Batam dan Persero bekerja sama dengan Waskita Beton Precast. CY ini akan memiliki kapasitas kontainer hingga 900.000 TEUs per tahun, memperkuat posisi Batam sebagai pusat logistik strategis.

Baca Juga: Warga Batam Liburan ke Negeri Jiran

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menegaskan komitmen untuk terus meningkatkan infrastruktur, suprastruktur, dan layanan Pelabuhan Batuampar.

“Kami berkomitmen akan terus membangun Pelabuhan Batuampar mulai dari segi infrastruktur, suprastruktur, dan bidang pelayanan lainnya,” ujar Rudi, beberapa waktu lalu.

BP Batam juga telah menyiapkan rencana pengembangan jangka panjang hingga 2033. Target jangka pendek adalah meningkatkan arus peti kemas hingga 1,8 juta TEUs pada 2025 dan mengakomodasi kapal generasi ke-3 berkapasitas 3.000 TEUs untuk angkutan internasional.

Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar, menyebutkan bahwa Pelabuhan Batuampar akan memiliki lima container crane pada 2025. Penambahan empat crane baru akan melengkapi crane yang ada, sejalan dengan pengembangan CY yang akan meluas dari dua hektare menjadi 10 hektare.

Transformasi ini merupakan langkah signifikan bagi Batam yang sebelumnya sangat bergantung pada Singapura untuk ekspor. Ketergantungan ekspor melalui Singapura kini telah menurun dari 100 persen menjadi 87 persen pada 2024.

Baca Juga: Polresta Barelang dan Polsek Tangani 2.066 Kasus Selama 2024, Ini Tiga Kasus Terbanyak

Dengan pelayaran langsung, Batam kini mulai mandiri. Dua operator maritim utama telah beroperasi di Pelabuhan Batuampar, dengan lebih banyak pemain internasional diharapkan bergabung.

“Itu sesuai rencana kita dan investasi Persero. Itu bagian dari total investasi Rp1,1 triliun untuk STS, RTG, CY dan lain-lain,” katanya, Senin (30/12).

Penambahan crane baru juga diharapkan mempercepat berthing time di Pelabuhan Batuampar. Saat ini, waktu tambat telah dipersingkat menjadi 27–30 jam. Empat unit crane baru yang tengah dirakit di China akan memperkuat operasional pelabuhan pada semester kedua 2025.

Pengembangan infrastruktur ini memerlukan investasi sebesar Rp3,8 triliun. Tahap pertama pembangunan telah dimulai sejak November 2023. Sementara itu, tahap kedua, dengan total investasi Rp1,2 triliun, akan dimulai pada Juli 2025, mencakup pengembangan CY seluas 12 hektare, peningkatan kapasitas menjadi 770.000 TEUs, dan penambahan panjang dermaga hingga satu kilometer.

Tahap ketiga, yang dijadwalkan dimulai pada Juli 2028, akan berfokus pada peningkatan kapasitas transhipment. Reklamasi seluas 20 hektare akan dilakukan untuk menambah kapasitas pelabuhan menjadi 1,6 juta TEUs, serta penambahan panjang dermaga 650 meter. Total investasi tahap ini diperkirakan mencapai Rp2,6 triliun.

Baca Juga: BP Batam Siapkan Proyek LRT Gantung, Tahap Awal Anggaran Rp1,7 Triliun

“Kami berharap tingkat penyaluran ekspor melalui Singapura akan terus menurun, dan Batam semakin mandiri,” ujar Dendi.

Dendi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara BP Batam dan pelaku usaha dalam mewujudkan visi ini. “Kami membutuhkan dukungan dari asosiasi dan pelaku usaha untuk terus mendorong pembangunan ini,” tambahnya.

Pengembangan ini merupakan tonggak sejarah bagi industri pelabuhan di Batam. Dengan langkah besar ini, Pelabuhan Batuampar siap menjadi pusat logistik utama di Asia Tenggara dan mengurangi ketergantungan pada pelabuhan Singapura. (*)

 

 

Reporter: Arjuna

spot_img

Update