batampos – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam saat ini telah menyelesaikan pemetaan bagi siswa SD dan SMP yang tidak tertampung dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2023/2024.
Kepala Dinas Pendidikan Bagam Tri Wahyu menyebutkan, siswa yang sebelumnya tidak mendapatkan tempat kini dialihkan ke sekolah-sekolah yang masih memiliki ruang belajar (rombel) yang masih tersedia.
“Untuk sekolah yang sudah selesai kita petakan akan segera diproses pemberitahuan siswanya,” ujarnya, Rabu (10/7)
Menurut Tri, pemetaan ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah kelebihan kapasitas di beberapa sekolah yang dianggap favorit yang sering kali menjadi pilihan utama para orang tua dan siswa.
“Namun untuk sekolah-sekolah yang bermasalah sedang dibahas lebih detail. Insyaallah yang terbaik kita berikan untuk anak-anak di Batam,” ungkap Tri.
Ia menyebutkan, sekolah bermasalah yang dimaksud disdik adalah sekolah yang sudah menampung peserta didik melebihi kapasitas sekolah. Namun peserta didik tidak ingin pindah.
Tri menjelaskan, masih ada beberapa peserta didik atau calon orang tua yang diterima di sekolah pilihan kedua namun tetap ngotot anaknya bisa ditampung di pilihan sekolah pertama. Kondisi tentu saja menyulitkan disdik dalam mengatur rombel.
“Beberapa sekolah pilihan orang tua yang anaknya tidak diterima sudah terlalu penuh. Dari data kami ada tiga sekolah. Sebab kalau tambah rombel pun jumlah guru di sekolah tersebut juga terbatas dan tidak memungkinkan,” ungkap Tri.
Selain itu Disdik Batam bekerja sama dengan sekolah-sekolah negeri dan swasta untuk menemukan solusi terbaik bagi para siswa yang belum tertampung. Proses ini melibatkan analisis data yang cermat dan konsultasi dengan kepala sekolah untuk memastikan penempatan siswa dilakukan secara optimal.
“Ini sedang kita atur bagaimana tidak menjadi masalah lanjutan,” kata dia.
Pihaknya juga menjamin penambahan rombel di beberapa sekolah juga dilakukan dengan mempertimbangkan fasilitas dan kapasitas yang tersedia. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan menambah jumlah siswa dalam satu rombel di sekolah yang memiliki fasilitas dan kapasitas ruang belajar.
“Namun juga harus diikuti dengan kebutuhan lainnya yaitu meja kursi siswa. Namun tak semua sekolah bisa diperlakukan seperti ini. Penambahan rombel ini hanya berlaku pada sekolah tinggal dan jauh dari penyanggahnya,” pungkas Tri.
Anggota DPRD Batam Udin P. Sihaloho mengimbau bagi siswa yang tidak diterima di sekolah negeri, dia berharap orang tua tetap menyekolahkan anak-anaknya di sekolah swasta.
“Solusinya masuk sekolah swasta. Kapan lagi sekolah swasta kita ada siswanya” tegas Udin.
Ia mengatakan demikian bukan tanpa alasan. Pasalnya di tengah keterbatasan guru saat ini sangat tidak memungkinkan untuk menambah jumlah rombel di kelas ataupun sif belajar.
“Jangan dipaksakan ke sekolah negeri. Kadang banyak orang tua ketika ada sekolah gratis mereka memaksakan anaknya masuk di sekolah negeri, ” ujarnya.
Jika ini tetap dibiarkan dan ditampung sambung Udin, tentu akan menjadi penyakit musiman setiap tahun setiap kali PPDB.
“Kepada Pemko Batam kita berharap tetap bersinergi dengan sekolah swasta seperti subsidi silang sehingga biaya yang ditanggung orang tua menjadi tak terlalu berat, ” ujarnya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra