Jumat, 18 Oktober 2024

Diskan Batam Melihat Peluang Ekspor Hasil Tangkapan Nelayan Lokal

Berita Terkait

spot_img
Ikan Dalil Harahap 2
Warga saat belanja di pasar ikan di pasar Fanindo, Tanjunguncang, Batuaji, Jumat (29/12). F Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Dinas Perikanan (Diskan) Kota Batam mencatat berdasarkan data dari Balai Karantina ikan Batam, total ekpor ikan di triwulan pertama mencapai 1.452 ton. Kepala Diskan Batam, Yudi Admajianto menyampaikan potens hasil ikan tangkap kualitas ekspor memang cukup baik.

Hasil laut nelayan Belakangpadang, dan wilayah pesisir lainnya cukup baik. Pemerintah Kota Batam berencana menggarap potensi yang ada, agar ekonomi masyarakat nelayan terus tumbuh.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Balai karantina ikan Batam, untuk jumlah ikan yang diekspor periode Januari berjumlah 560.06 ton, Bulan Februari 445.82 ton, dan Maret 443.39 ton.

“Potensi untuk nilai ekspor meningkat itu ada. Makanya kami dorong dari penyediaan fasilitas tangkap nelayan. Agar hasil tangkapan berkualitas ekspor ini trennya baik,” kata dia, Senin (3/6.

Upaya yang dilakukan dalam menggerakkan nilai ekspor ikan ini di antaranya, memberikan bantuan kepada nelayan berupa mesin tangkap.

Melalui bantuan ini, diharapkan terjadi peningkatan produktivitas nelayan. Seperti yang di Bengkong, kelompok nelayan sudah memiliki beberapa mesin tangkap.

“Awalnya kami berikan bantuan satu unit. Lalu hasil tangkapan mereka untung, dan mereka dari hasil tangkapan tersebut bisa memberdayakan alat tangkap menjadi dua hingga tiga unit,” ujarnya.

Artinya, dalam hal ini ada manfaat yang dirasakan nelayan dari bantuan sarana dan prasarana yang diberikan oleh pemerintah.

Yudi menambahkan di momen tertentu, hasil tangkapan nelayan pesisir menjadi primadona dari Singapura. Hasil tangkapan berkualitas ini didapatkan dari hasil melaut yang jauh dari tempat biasa mereka turun.

“Semakin jauh memang untuk mencari ikan yang berkualitas ini. Untuk itu, mereka perlu alat. Pemerintah hadir untuk mendorong hasil tangkapan makin banyak, sehingga menopang ekonomi nelayan,” ujarnya.

Ia menyebutkan beberapa jenis ikan yang mendapatkan pasar ekspor di antaranya, ikan kerapu, live crab, udang belalang, lobster air tawar, ikan bertutu, cacing nipah, ranjungan hidup, hingga kerang.

“Di masing- masing wilayah ada pengepulnya. Jadi nelayan ini sudah punya jaringan resmi untuk memasarkan produk tangkapan mereka ke Singapura. Pasar itu ada, sekarang tugas kami adalah menaikkan nilai ekspor ini,” bebernya.

Melalui ekspor ini, diharapkan ekonomi masyarakat nelayan terbantu. Tidak saja itu, untuk pendampingan dan pemberdayaan nelayan ini juga dibekali ilmu penataan keuangan. Sehingga hasil tangkapan mereka ini bisa terlihat, dan bisa meningkatkan nilai aset mereka,” terang mantan Camat Belakangpadang ini.

Hal lain yang diberikan adalah jaminan keselamatan. Hal ini mengingat keselamatan nelayan menjadi hal penting. Pekerjaan mereka memiliki risiko tinggi. Pemerintah menggelontorkan anggaran untuk memberikan jaminan kesehatan, kecelakaan dan lainnya kepada nelayan.

Besaran asuransi bagi 3.500 nelayan ini mencapai Rp 930 juta per tahun. Jaminan ini bisa menjadi bantuan, jika terjadi hal yang tidak diinginkan ketika menjalankan tugas sebagai nelayan.

“Ini lah bentuk perhatian Pemko Batam untuk membantu kesejahteraan nelayan. Ke depan kami bersama nelayan akan terus memetakan kebutuhan nelayan, agar bisa meningkatkan pendapatan mereka,” tutup Yudi.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi sebelumnya menyampaikan pemberian asuransi sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap nelayan.

Menurutnya, hasil tangkapan akan lebih optimal jika didukung saranan dan prasaran, serta jaminan keselamatan nelayan.

“Kalau mereka melaut di cuaca yang kurang bagus dan terjadi kecelakaan yang memang tidak bisa terhindarkan, kepemilikan asuransi ini bisa membantu biaya pengobatan, ujarnya.(*)

 

Reporter : YULITAVIA

spot_img

Update