Senin, 23 September 2024

Disnaker Batam Catat 18.490 Pencari Kerja Sepanjang 2024, Mayoritas Lulusan SLTA

Berita Terkait

spot_img
las
Ilustrasi. Seorang welder menggesa pengerjaan tongkang di Sagulung. Foto: Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Sepanjang tahun 2024, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam mencatat sebanyak 18.490 pencari kerja (pencaker) terdaftar. Dari total pencaker tersebut, 8.943 adalah laki-laki dan 9.547 perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan, pencaker masih didominasi oleh lulusan SLTA sederajat yang mencapai 16.343 orang. Dari jumlah tersebut, 7.906 adalah laki-laki dan 8.437 perempuan.

Selain lulusan SLTA, pencaker juga terdiri dari lulusan S1 sebanyak 1.105 orang, D3 sebanyak 502 orang, SLTP sebanyak 392 orang, lulusan D1 sebanyak 95 orang, D2 sebanyak 24 orang, lulusan SD 23 orang, serta enam orang lulusan S2.



Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti, mengungkapkan bahwa pencaker di Kota Batam mayoritas adalah warga yang memiliki KTP Batam.

“Sepanjang Januari hingga September 2024 ini ada 18.490 pencaker yang terdata di Disnaker,” kata Rudi, Senin (23/9).

Menurutnya, dari jumlah tersebut, 16.250 pencaker adalah pemohon kartu kuning (AK-1) ber-KTP Batam. Sementara 2.240 sisanya adalah pencaker dari luar Batam yang juga mengurus kartu kuning di kantor Disnaker.

Berdasarkan data yang diterima dari Disnaker, Kecamatan Sagulung tercatat sebagai kecamatan yang paling banyak mengeluarkan kartu kuning dengan total 5.061 pemohon, diikuti Kecamatan Batuaji dengan 2.244 pemohon, dan Kecamatan Sekupang dengan 2.114 pemohon.

Di sisi lain, kecamatan yang paling sedikit mengeluarkan kartu AK-1 adalah Kecamatan Bulang dengan 81 pemohon, Kecamatan Belakang Padang 96 pemohon, dan Kecamatan Galang 116 pemohon.

Sepanjang tahun 2024, hingga September, sebanyak 13.903 pencaker telah berhasil mendapatkan penempatan kerja melalui berbagai sektor industri di Batam. Dari jumlah tersebut, 12.298 adalah lulusan SLTA yang sudah memperoleh pekerjaan, sementara lulusan S1 yang berhasil mendapatkan pekerjaan berjumlah 797 orang, lulusan D3 sebanyak 716 orang, lulusan SLTP sebanyak 51 orang, lulusan D1 sebanyak 29 orang, delapan orang lulusan D2, dan tiga orang lulusan S2.

Rudi menambahkan, banyak perusahaan di Batam yang membuka lowongan kerja dengan syarat spesifik, seperti pengalaman kerja. Namun, ada juga perusahaan yang tidak menetapkan syarat ketat, terutama untuk posisi sebagai operator. “Banyak perusahaan yang meminta kualifikasi tertentu seperti pengalaman kerja. Namun, ada juga yang tidak menetapkan kualifikasi tersebut, terutama bagi mereka yang ditempatkan sebagai operator,” jelas Rudi.

Sektor manufaktur dan oil & gas menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kota Batam sepanjang tahun 2024. Beberapa perusahaan besar seperti McDermott membuka hingga 6.000 lowongan pekerjaan di bidang tersebut.

“Peluang kerja di Batam saat ini masih cukup besar, terutama di bidang welder, manufaktur, dan oil & gas,” ujar Rudi.

Selain itu, sektor konstruksi dan industri lainnya juga masih banyak membuka lowongan kerja. PT SMOE, salah satu perusahaan yang beroperasi di Batam, terus merekrut pekerja dengan kualifikasi khusus. Namun, sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah (Perda), setiap perusahaan diwajibkan melaporkan kebutuhan tenaga kerja dan lowongan kerja yang tersedia kepada Disnaker.

Salah satu kendala utama yang dihadapi para pencaker di Batam adalah kurangnya keterampilan dan pengalaman kerja. Hal ini terungkap saat petugas Disnaker melakukan wawancara dengan para pencaker yang baru mendaftar.

Sebagian besar pencaker, terutama lulusan SLTA, belum memiliki skill yang sesuai dengan kebutuhan industri. Namun, Disnaker Batam terus berupaya memfasilitasi pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi para pencaker melalui berbagai program pelatihan kerja.

“Rata-rata pencaker belum memiliki keterampilan atau pengalaman kerja yang mumpuni. Hal ini menjadi tantangan bagi pencari kerja, terutama dalam menghadapi persaingan di sektor industri,” ungkap Rudi.

Rudi menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Batam dengan memfasilitasi pelatihan bagi pencaker dan mempermudah akses informasi terkait lowongan kerja melalui kerja sama dengan perusahaan.

“Kami mewajibkan setiap perusahaan untuk melaporkan lowongan kerja yang tersedia ke Disnaker Batam, sehingga pencari kerja bisa lebih mudah mengetahui peluang yang ada,” tutup Rudi.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid menilai, banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia ini juga harus dibarengi dengan kemampuan dan skill pekerja itu sendiri. Tinggal bagaimana tenaga kerja menyiapkan skillnya sesuai kompetensi yang dibutuhkan dunia industri itu.

“Perlu diingat, bahwa Industri di Kota Batam saat ini mengarah pada industri padat modal. Dimana yang lebih banyak dibutuhkan ialah skilled labor (tenaga kerja terdidik),” tuturnya.

Dimana tenaga kerja kita harus dipersiapkan dengan skill yang terus diupgrade sesuai kebutuhan industri saat ini. Pekerja juga tidak bisa lagi hanya mengandalkan ijazah semata-mata.

“Artinya ke depan lapangan pekerjaan ini akan semakin besar. Bagi pekerja terampil. Lowongan pekerja yang belum terampil (unskilled labor) akan makin menyempit, ” sebut Rafki. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update