Sabtu, 20 April 2024
spot_img

Dolar Singapura Menguat, Ini Dampak Terhadap Industri di Batam

Berita Terkait

spot_img
ilustrasi bp batam kawasan industri
Ilustrasi kawasan industri di Kota Batam. Foto: BP Batam untuk Batam Pos

batampos – Nilai tukar dolar Singapura terus menguat melawan rupiah dalam beberapa hari belakangan ini. Pada perdagangan Minggu (20/11) kemarin, nilai tukar dolar Singapura atas rupiah tercatat Rp 11.366,47.

Ekonom Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kepri, Rizon Agustan Sinaga, mengatakan, nilai tukar dolar Singapura yang menguat memiliki dampak yang kecil terhadap aktivitas perdagangan (ekspor dan impor). Khususnya untuk di Kota Batam.

“Batam yang ditopang oleh aktivitas industri pengolahan banyak mengandalkan impor bahan baku dari Singapura, dan selanjutnya akan diekspor kembali ke Singapura,” ujarnya.

Baca Juga: Seribu Orang Tinggalkan Batam Dalam Sehari

Dengan demikian, lanjut Rizon, net ekspor (selisih nilai ekspor dan impor) juga relatif stabil. Atau bahkan mengalami peningkatan sejalan meningkatnya net ekspor akibat apresiasi nilai tukar Singapura.

Ia menambahkan, disisi lain, nilai tukar Singapura yang terapresiasi tentu memiliki dampak terhadap inflasi Kepri secara umum. Namun inflasi itu tidak besar. Hal ini mempertimbangkan banyak komoditas Kepri terutama bahan pangan yang didatangkan dari wilayah lainnya di Indonesia.

“Bahan pangan itu didatangkan seperti dari Sumatera Utara, Jambi, dan DKI Jakarta yang mana lebih sedikit bersinggungan dengan Singapura,” katanya.

Baca Juga: Soal Rivalitas dengan Marlin, Ini Kata Amsakar…

Sementara untuk komoditas atau barang yang terdampak penguatan nilai tukar umumnya adalah barang impor seperti produk elektronik, produk fashion, tas, kosmetik, tiket kapal maupun pesawat yang sebagian merupakan produk sekunder bahkan tersier.

“Komoditas yang umumnya dapat disubstitusi oleh barang lainnya yang lebih murah,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam Rafki Rasyid menilai, jika mata uang rupiah melemah terhadap mata uang asing sebenarnya hal itu bisa menjadi berkah bagi pengusaha di Batam.

Baca Juga: BPOM Batam Tingkatkan Kapasitas Jaminan Keamanan Terhadap Obat Sirop

Alasannya, harga produk dari Batam akan lebih murah diluar negeri ketika mata uang rupiah melemah.

“Jika mata uang kita melemah terhadap dolar Singapura maka seharusnya ekspor dari Batam ke Singapura akan meningkat,” ujar Rafki.

Ia melanjutkan, ada komponen yang dibayar perusahaan di Batam dalam bentuk rupiah seperti upah tenaga kerja. Sehingga, dengan menguatnya dolar Singapura akan menaikkan pendapatan pengusaha Batam yang mengekspor ke Singapura.

Bahan baku yang diimpor dari Singapura inilah yang akan naik ketika dolar Singapura menguat terhadap rupiah.

Baca Juga: Malam Puncak PHRI Fest 2022, Ribuan Peserta Ikuti Night Run dan Fun Bike

“Tapi bagi pengusaha Batam ini tidak ada masalah. Produk yang dijual ke Singapura juga dalam kurs dolar Singapura,” katanya.

Dengan menguatnya dolar Singapura terhadap rupiah ini, akan terasa bagi warga Indonesia yang akan bepergian ke Singapura karena menguatnya kurs Dolar Singapura terhadap rupiah. Begitu juga untuk perusahaan yang mempunyai hutang di Singapura.

“Penguatan kurs dolar Singapura terhadap rupiah ini akan memberatkan perusahan di Batam yang memiliki hutang di Singapura,” imbuhnya.(*)

Reporter: Eggi Idriansyah

spot_img

Update