Kamis, 3 Oktober 2024

DPRD Duga Ada Permainan Distribusi Gas di Batam, Minta Penyelidikan

Berita Terkait

spot_img
Operasi Pasar Gas 3 Kg 3 F Cecep Mulyana
Warga antri saat membeli gas 3 Kg saat operasi pasar LPG 3 kg yang di gelar oleh Disperindag Kota Batam bersama Pertamina Patra Niaga Kepri di Tiban Kecamatan Sekupang, Rabu (18/9). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Anggota Komisi II DPRD Batam, Ruslan Sinaga, mendesak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan PT Pertamina untuk segera mengambil langkah konkret guna mengatasi distribusi gas LPG 3 kg. Desakan tersebut muncul setelah masih banyaknya keluhan dari masyarakat dan pelaku usaha terkait sulitnya mendapatkan pasokan gas di beberapa daerah.

Ruslan menyebut, adanya indikasi permainan dalam distribusi gas di sejumlah pangkalan. Ia mengungkapkan temuan bahwa satu pangkalan di Komplek Mega Legenda, Blok A2 No.12, Kelurahan Baloi Permai, menerima pasokan gas LPG 3 kg dari dua agen berbeda, yaitu PT Amartha Anugrah Mandiri dan PT Sutra Berkah Utama.



“Kami melihat ada permainan dalam distribusi gas di lapangan. Kondisi ini sangat merugikan, baik bagi masyarakat umum maupun pelaku usaha yang sangat membutuhkan gas untuk operasional mereka,” ujar Ruslan, Kamis (3/10).

Ruslan menegaskan, kelangkaan ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat, namun juga berdampak serius terhadap sektor industri kecil dan menengah yang sangat bergantung pada gas LPG 3 kg.

“Kami minta Disperindag dan Pertamina segera berkoordinasi memastikan ketersediaan pasokan gas. Jangan sampai permasalahan ini terus berlarut-larut,” ujarnya.

Namun, PT Pertamina melalui Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Kepri, Gilang Hisyam, membantah adanya kelangkaan gas. Kekurangan pasokan yang terjadi lebih disebabkan oleh fenomena panic buying dan keterlambatan pengiriman akibat cuaca buruk di Tanjung Uban.

“Keterlambatan ini merupakan fenomena tahunan, terutama menjelang Lebaran. Namun, tahun ini ada perbedaan kondisi yang menyebabkan situasi lebih sulit,” jelas Gilang.

Pertamina, lanjut Gilang, telah mengambil langkah tegas dengan mencabut izin operasi (Pemutusan Hubungan Usaha/PHU) dari tujuh pangkalan di Batam yang terbukti melakukan penyelewengan. Pangkalan-pangkalan tersebut tidak menyalurkan gas subsidi langsung kepada masyarakat, sehingga menyebabkan distribusi tidak merata.

“Kami pastikan meskipun ada tujuh pangkalan yang di PHU, pasokan gas subsidi tetap tersedia. Kuota dari pangkalan-pangkalan yang ditutup tersebut dialihkan ke pangkalan lain di sekitarnya. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, kami akan pastikan distribusi gas LPG 3 kg tepat sasaran,” kata  Gilang.

Untuk memastikan penyaluran gas LPG 3 kg berjalan lancar, Pertamina dan Disperindag Kota Batam terus melakukan komunikasi dan kolaborasi.

“Langkah ini diambil guna memastikan gas subsidi tersebut benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang membutuhkan dan menghindari penyimpangan distribusi,” tutupnya. (*)

Reporter: AZIS MAULANA

spot_img

Update