Rabu, 27 November 2024

DR Ir Priyono Eko Sanyoto DEA, Direktur Politeknik Negeri Batam

Berita Terkait

spot_img
Priyono Eko Sanyoto, Senin 2 Mei 2011. F Suprizal Tanjung

Ingin Anak Kepri Menguasai Ilmu Terapan 

batampos – Tenang, bersemangat, tidak banyak bicara, dan to the point (langsung ke pokok persoalan, red). Itulah sosok Direktur Politeknik Negeri Batam, Dr Ir Priyono Eko Sanyoto DEA. Sekali ditanya dan mendapat kesempatan berbicara, Eko akan menjawab sampai kepada hal mendetil. Ingatannya tajam, wawasannya luas. Itulah pribadi lelaki yang menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Perancis (1986-1992) tersebut.


BACA JUGA: Jemmy Rumengan, Penasehat Yayasan Griya Husada

Banyak hal sudah dilakukan dan diraih lelaki bertangan dingin ini selama 16 tahun memimpin Politeknik. Politeknik ilmu terapan (teknik, red) pertama dan satu-satunya di Kepri dan sudah diperjuangkannya menjadi negeri. Politeknik selalu kebanjiran peminat (mahasiswa, red). Eko belum puas. Dia masih terus ‘’gelisah’’ terhadap dunia pendidikan di Kepri. Mengapa itu terjadi? Bertempat di lantai tiga kampus Politeknik Negeri Batam, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Teluk Tering, Batam Kota, Batam, Jumat (10/2/2017), redaktur Batam Pos, Suprizal Tanjung mewawancarai Eko. Berikut laporannya.

BACA JUGA: Mahasiswa Polibatam Produksi Film Animasi Ficusia

Anda 16 tahun memimpin Politeknik Batam. Bagaimana awal mulanya?
Saat itu, tahun 2000, saya adalah dosen di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Bandung (ITB). Yayasan Pendidikan Batam yang beranggotakan Badan Otorita Batam (BOB), Pemko Batam, Unversitas Riau (Unri), ITB, mendirikan Politeknik Batam. Mereka (lembaga-lembaga tadi, red) meminta saya mengabdi di Batam. Ketua Badan Otorita Batam (BOB) Drs H Ismeth Abdullah meminta saya mengabdi di Kepri. Pemprov Riau, Pemprov Kepri mengatakan masyarakat Kepri membutuhkan saya. Tidak berpikir lama, saya langsung aminkan permintaan itu. Maret 2001 saya memimpin Politeknik Batam, yang kampus pertamanya di gedung Pertamina Tongkang, Batuampar.

BACA JUGA: 

Anda nampaknya ‘’gelisah’’ terus dengan kondisi SDM di Kepri.
Tuntutan dunia industri semakin tinggi. Kita terus melakukan pembenahan, perubahan, dan peningkatan kulitas. Awalnya, kita hanya memiliki tiga program studi (prodi) yaitu D3 Elektronika Industri, D3 Aplikasi Perangkat Lunak, dan D3 Akuntansi. Kini berkembang menjadi 14 prodi yang tersebar di empat jurusan yaitu Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Mesin, dan Manajemen Bisnis. Kita memiliki sekitar 3.500 mahasiswa dari berbagai jurusan, serta telah melepas sekitar 2.500 alumnus. Saya ingin anak-anak di Kepri fokus, dan mencintai dan menguasai ilmu terapan sehingga mudah masuk Politeknik dan menguasai dunia industri.

Ada prodi andalan?
Pertanyaan ini yang saya tunggu. Tahun 2017 ini, prodi Teknik Perawatan Pesawat Udara, prodi Perencanaan dan Konstruksi Kapal, Robotika, dan Teknik Instrumentasi resmi dibuka dan menerima mahasiswa angkatan pertama. Ke depan akan dibuka lagi prodi-prodi andal, dibutuhkan, dan terkait masyarakat tingkat nasional dan internasional. Untuk informasi dapat diperoleh di website: http://www.polibatam.ac.id

Soal dosen ada perubahan?
Pasti. Ketika itu, dosen kita hanya berjumlah 18 orang. Jumlah mahasiswa saat itu juga sangat sedikit. Kita terus memperbaiki keadaan dengan menambah dosen menjadi total 134 dengan jenjang pendidikan S1 dengan persentase 30 persen, S2 dengan persentase 70 persen. Enam dosen bergelar doktor (S3) dari luar negeri seperti Uuf Brajawidagda, Budi Sugandi, Daniel Sutopo Pamungkas, Metta Santiputri, Martina Damayanti dan Hanifah Widiastuti. Ke depan semua dosen akan disekolahkan meraih gelar doktor. Laboratorium, perpustakaan, komputer, bengkel, dan lainnya semakin dilengkapi.

BACA JUGA: Ahmad Arifin SSos, Direktur PT Avava Duta Indonesia

Anda seperti bergerak terus membesarkan Politeknik?
Harus. Itu adalah pengabdian saya untuk masyarakat di Tanah Bunda Melayu ini. Insya Allah, istri, anak, dan sedikit rezeki sudah saya miliki. Apa lagi yang saya harus buat? Ya mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

Dasarnya hanya itu?
Itu salah satunya. Penyebab lainnya adalah sudah berjalannya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di kawasan Asia Tenggara yang berjalan efektif 2015 lalu. MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. MEA akan mensejahterakan masyarakat Indonesia, tapi bisa juga sebaliknya, menyusahkan, dan membuat perekonomian jadi sulit. Kenapa? Karena semua produk, dan tenaga kerja andal datang dan diisi dari negara luar.

Merugikan sekali?
Betul. Semua itu harus kita antisipasi. Caranya dengan pendidikan, terutama ilmu terapan (teknik, red) yang sangat dibutuhkan industri nasional dan internasional seperti di Malaysia, Singapura, Thailand dan lainnya.

Hubungan dengan pemerintah terkait pendidikan?
Itu hal penting yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini. Kamis (9/2/2017), kita mengadakan kerja sama yang dituangkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Gubernur Kepri, Dr. H. Nurdin Basirun, S.Sos, M.Si di Singkep, Dabo, Kabupaten Lingga. Bupati Lingga, H Alias Wello SIP pun sangat mendukung MoU ini dan siap merealisasikan bentuk kerja sama ini.

Isinya?
Politeknik Negeri Batam dan Pemrov Kepri akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kepri. Bentuknya dengan training bersertifikat, pendidikan D3, D4 di bidang rekayasa, Teknik Perawatan Pesawat Udara, prodi Perencanaan dan Konstruksi Kapal, Robotika, dan Teknik Instrumentasi, Mikro Elektornika, Animasi, Informatika, dan lainnya. Untuk prodi Animasi jangan khawatir. Perusahaan per-film-an, Infinite Framework Studio di Hang Lekiu, Nongsa Batam yang merupakan milik pengusaha Batam, Mike Wiluan, pasti membutuhkan tenaga andal bidang animasi.

Kepedulian Pak Nurdin (Gubernur Kepri) terhadap pendidikan Kepri bagaimana?
Wah sangat besar. Beliau sangat perhatian kepada anak-anak Melayu dan tempatan. Pak Nurdin Basirun bersedia memberikan beasiswa melalui APBD Kepri untuk anak-anak masuk ke Politeknik Negeri Batam. Ini hadiah untuk anak-anak yang pintar, dan tentu saja tetap mengutamakan agama. Kebijakan Pak Nurdin ini sangat baik, perlu didukung, dan direspon cepat oleh masyarakat. Siapkan diri sekarang juga, berupa nilai yang tinggi, kelengkapan berkas, juga kesehatan agar masuk ke Politeknik dengan berkas lengkap, dan badan sehat.

Kerja sama lainnya?
Kita telah menyiapkan banyak konsep program kerja sama. Dalam waktu dekat ini, kita akan menandatangani MoU dengan Wali Kota Batam, HM Rudi SE dan Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, serta Bupati Karimun, H. Aunur Rafiq,S.Sos. M.Si, dan Wakil Bupati Karimun, Anwar Hasyim, M.Si.

Kota selain Batam dan Karimun tidak menjadi target?
Kepri memiliki dua kota madya, dan lima kabupaten. Yang sudah kita siapkan baru Batam dan Karimun. Target kita, semua kota dan kabupaten se Kepri telah mengadakan kerja sama pendidikan dengan Politeknik Batam sebelum Desember 2017 ini. Kita minta kepada wali kota, bupati se Kepri untuk tidak segan mengucurkan dana APBD-nya, atau dana lainnya untuk mengirim putera-puteri daerah untuk kuliah di Politeknik Batam. Tak usah kuliah jauh-jauh lagi ke Jawa, dan Sumatera. Akan banyak menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan dana tidak sedikit bila kuliah jauh dari orang tua, atau jauh dari provinsi asal mahasiswa. Kuliah di Politeknik Batam sudah lebih dari cukup. Kita sudah me-nasional, karena peminatnya sudah dari berbagai kota, kabupaten, dan provinsi se Indonesia. Sangat selektif menerima mahasiswa.

Bila ini terwujud tentu Politeknik akan kebanjiran mahasiswa?
Jauh sebelum terwujudnya kerja sama dengan Pemko Batam, Pemkab Karimum, dan kota kabupaten lainnya, Politeknik sudah kebanjiran mahasiswa. Banyak calon mahasiswa yang tidak diterima (tidak lolos seleksi, red). Persoalannya karena tidak lengkapnya berkas, dan nilai rendah. Ini menjadi indikasi, bahwa Politeknik sudah me-Kepri, menasional. Politeknik tidak hanya dimasuki anak-anak Melayu dan tempatan. Politeknik Batam juga menjadi incaran anak-anak dari berbagai kota, kapupaten se Indonesia. Kita sudah masuk level nasional. Yang dikejar bukan hanya kuantitas (jumlah), kualitas. Jika sejak penerimaan saja sudah salah, menerima mahasiswa bodoh dan asal-asalah, pasti out put-nya juga tidak akan membanggakan. Mana ada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanam Modal Asing (PMA) mau menerima sarjana kurang pandai. Tentu akan semakin tertinggal kita di era MEA ini. Politeknik sangat selektif. Tujuannya agar lulusan kita membanggakan, mengharumkan nama Politeknik, Kepri, Indonesia, bahkan sampai di mancanegara.

Internasional? Apa tidak berlebihan?
Itu kenyataan. Banyak alumnus kita yang sudah mengabdi di berbagai kota, kabupaten, provinsi se Indonesia. Tidak sedikit juga yang sudah menggerakkan dunia industri di Malaysia, Singapura. Siapa yang tidak bangga. Orang tua mahasiswa, Politeknik? Ini adalah prestasi dan kebanggaan kita semua di Kepri. Alumnus kita sudah go international. Harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Semua pihak harus mendukung ini.

Kan sudah dibantu tadi dengan Pak Nurdin dengan akan memberikan beasiswa.
Itu belum cukup. Anak-anak dari Kabupaten Lingga, Anambas, Natuna, Karimun, Bintan, Tanjungpinang, dan Batam itu tidak sedikit. Ribuan. Oke lah, kita sudah menerima mereka di Politeknik. Lalu, mereka tinggal di mana? Kos, menyewa kamar di sekitar kampus? Menyewa rumah? Itu mahal. Politeknik sudah mempunyai detail enginering design (DED, disain detil pembangunan, red) untuk pendirian asrama dengan daya tampung 100 sampai 300 mahasiswa. Pak Nurdin, wali kota, dan bupati se Kepri perlu membantu mendirikan asrama ini. Lahannya sudah ada, asrama-nya belum punya. Lahan saja tentu tidak cukup. Kita perlu dana membangun asrama, tempat tinggal anak-anak kita. Tanpa bantuan Pemprov, Pemko, Pemkab se-Kepri tentu kita akan kesulitan merealisasikannya (asrama, red). Tidak ada salahnya, bila dana APBD Kepri, APBD Kota-Kabupaten sebagian dikucurkan untuk pendirian asrama. Toh, bila mahasiswa diwisuda, mereka akan kembali ke daerah masing-masing, (intelektualnya, red) dinikmati dareah masing-masing.

Anda bersemangat sekali? Punya terobosan lain?
Insya Allah selalu ada. Kamis malam (9/2/2017), kita membuka Kampus 2 Politeknik Negeri Batam di Kawasan Industri Batamindo (KIB) Mukakuning. Kampus 2 fokus untuk tenaga kerja di KIB dan warga sekitar. Sementara bidang ilmunya fokus pada pendidikan program D3 yang sangat dibutuhkan industri dalam peningkatan kompetensi SDM seperti  Teknik Elektronika, Teknik Mesin, Teknik Informatika dan Akuntansi. Kuliah perdana, Senin (13/2/2017). Selain itu, juga akan dibuka Kampus 3 Politeknik Negeri Batam  di Sekupang, Batam. Kampus 3 khusus di bidang engineering dan Mold and Dies Centre (cetakan, red). Mold and Dies Centre ini akan mendidik mahasiswa terampil memproduksi cetakan berbagai komponen. Misalnya chasing ponsel.

Prestasi lain di tingkat nasional?
Yang terbaru, kita adalah satu dari 12 Politeknik Negeri yang diperkuat melalui Program Revitalisasi Politeknik secara nasional mulai 2017. Dalam program tersebut kita mengusung dua prodi unggulan yaitu Elektronika Manufaktur dan Perawatan Pesawat Udara. Elektronika Manufaktur dilengkapi dengan fasilitas fabrikasi skala mini berupa Teaching Factory Manufacturing Electronics di bidang IC Packaging, PCB Manufaturing dan PCB Assemby yang mendukung industri mikroelektronika nasional. Sementara Perawatan Pesawat Udara yang menjadi tempat pendidikan bagi para calon teknisi berlisensi internasional dalam perawatan pesawat terbang. Ini adalah prodi langka dimana Politeknik menjadi bengkel pesawat latih yang biasa digunakan untuk latihan pilot. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah memberikan AMTO kepada Politeknik untuk menggelar pendidikan bersertifikat. Di Indonesia hanya ada dua perguruan tinggi yang saat ini mendapat AMTO yaitu Politeknik Negeri Batam, dan Politeknik Negeri Bandung.

Keinginan Anda membangun pendidikan bagai tidak pernah habis. Apa ada yang memotivasi dalam keluarga?
Bapak saya guru SMP. Beliau pernah menjadi kepala SMPN 1 Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Bangka Belitung, Kepala SMPN 2 dan SMPN 4 di Yogyakarta. Saya banyak mendengar, melihat, dan merasakan jerih payah, kehidupan, kegembiraan, kebanggaan, sekaligus duka seorang guru. Jiwa dan semangat seorang guru turun ke saya. Saya cinta dengan pendidikan. Jika boleh diibaratkan, jiwa dan raga saya bernuansa pendidikan. Senang melihat generasi muda pintar, dan terus menjadikan generasi muda pintar lewat pendidikan. Alumnus kita semakin diminati. Belum lulus sudah diminta bekerja di berbagai perusahaan. Lulusan kami juga banyak yang berkarir di bidang teknologi di luar negeri. Ini semua harus kita pertahankan. (*)

Biodata

Identitas

Nama: DR Ir Priyono Eko Sanyoto DEA
Tempat Lahir: Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Bangka Belitung, 30 Juni 1957.

Saudara: Anak keenam dari 11 bersaudara

Keluarga

Anak: Satu (perempuan)

Jabatan
Direktur Politeknik Negeri Batam (2001 sampai Selasa (21/7/2020).

Reporter: Suprizal Tanjung

spot_img

Baca Juga

Update