batampos – Rumah Dinas Pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Batam di Komplek Perumahan Rutan Baloi Ditpam RT03/RW, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Batamkota selalu kebanjiran saat hujan. Banjir hingga selutut orang dewasa dan ini jadi keluhannya serius 28 kepala keluarga pegawai Lapas Batam yang berdiam di sini.
Kalapas Batam Heri Kusrita mengatakan, setiap kali hujan penghuni rumah Dinas tersebut terutama bagi 13 kepala keluarga yang berada di lokasi yang rendah harus keluar dari rumah. Banjir masuk hingga ke dalam rumah dengan ketinggian melebihi selutut orang dewasa.
“Paling parah itu tanggal 5 Oktober lalu. Yang 13 KK di rumah bagian bawah harus ngungsi sementara karena airnya cukup tinggi. Peralatan elektronik semuanya rusak karena terjangan banjir tadi, ” ujar Heri saat dijumpai di Lapas kelas II A Batam di Sagulung.
Banjir di pemukiman rumah Dinas itu terjadi di sepanjang tahun 2024 ini. Setiap kali hujan air pasti naik dan menggenangi lingkungan dan rumah pegawai.
“Ada sedimentasi yang menghambat aliran air di drainase induk di Simpang Jam atau fly over itu. Kita sudah cek semua dan memang di situ persoalan nya. Semoga ini segera ditangani Pemko, ” ujar Heri.
Penanganan atas persoalan banjir ini, penghuni rumah dinas ini swadaya membeli pompa penyedot air. Pompa ini untuk menyedot air banjir yang terjebak dalam rumah ataupun di halaman dan jalan ketika hujan telah reda.
“Karena sering banjir, penghuni rumah dinas akhirnya bikin bendungan di sekeliling rumah biar air tak masuk. Tapi karena hujan deras air tetap masuk dan tergenang. Ini lah yang kita pompa dengan pompa beli swadaya tadi,” ujar Heri.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam Suhar saat dikonfirmasi mengaku persoalan banjir di Baloi ini akan ditangani di tahun 2026 mendatang dengan membangun stasiun pompa di drainase premier Seiladi yang sudah penuh.
“Itu bukan karena drainase yang tersumbat. Tapi drainase primer yang sudah penuh. Harus ada stasiun pompa kedepannya dan itu kita usahakan di tahun 2026 nanti. Tak bisa hanya normalisasi, ” ujar Suhar. (*)
Reporter: Eusebius Sara