batampos – Belum semua drainase di Kota Batam mampu menampung air ketika terjadi hujan lebat dengan durasi yang cukup panjang.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Wan Taufik menyebutkan, banjir yang terjadi di Jalan Imam Bonjol tepatnya di Simpang Martabak HAR Nagoya, Rabu (15/5) dipengaruhi oleh durasi hujan lebat yang cukup panjang.
Akibatnya, saluran drainase yang ada di samping Dana Graha menuju pasar Induk Jodoh, tidak mampu lagi menampung air hujan dengan intensitas tinggi dengan durası waktu lebih dari satu jam.
Baca Juga: Hujan Lebat Guyur Batam Dua Hari Kedepan, Waspada Banjir dan Gelombang Tinggi
“Dimensi saluran air ini yang memang sudah tak mampu lagi menampung air hujan dengan intensitas tinggi, ” ujarnya, Jumat (17/5).
Menurutnya, di tahap awal ini penanganan banjir daerah tersebut hanya difokuskan pada normalisasi drainase. Saluran air yang mengalami pendangkalan dikeruk sehingga air dapat tertampung lebih maksimal.
Langkah ini dinilai juga belum efektif apabila terjadi hujan lebat lagi dengan durasi lama. “Karena kalau untuk pelebaran dimensi drainase juga sudah tidak bisa lagi, makanya kita upayakan normalisasi,” ujarnya.
Selain itu untuk antisipasi jangka panjang, pihaknya sudah merencanakan pompa air di Pasar Jodoh sehingga air dapat mengalir dengan cepat ke laut. Penggunaan pompa-pompa mobile digunkakan untuk menyedot dan mengalirkan air hujan lebih maksimal sehingga ketika banjir dapat cepat surut.
Sistem pompa ini lanjut Wan mulai dianggarkan di tahun 2025 untuk di beberapa titik lokasi banjir. “Usulan sudah disampaikan untuk tahun 2025,” ucap Wan.
Sebelumnya Wan menyebutkan, berdasarkan data dan peninjauan di lapangan, saat ini terdapat sekitar 20 titik-titik banjir yang tersebar di Kota Batam.
Adapun 21 titik banjir saat ini adalah, Simpang Kepri Mall-Dutamas, Legenda Bali, Legenda Malaka, Simpang Helm, Kawasan Tunas, Jalan depan kantor PDIP kawasan Samsat, Jalan Depan Villa Panbill, Jalan Trans Barelang (Depan Perumahan Cipta Asri), Jalan Depan SP Plaza, Jalan Depan Villa Muka Kuning, Kawasan Kantor BPJN (Mangsang), dan Kawasan Bengkong Indah/Bengkong Swadebi, Bengkong.
Lalu Rosedale, Citra Indah, Kawasan Marina City Sekupang, Perumahan Green Nongsa City, Kawasan Sei Tering, Kawasan SMPN 28, Kawasan Industri Volex, Kawasan Greenland, Puri Sasmaya Nongsa, Tiban Center, dan Pondok Pelangi Tiban.
Jumlah titik banjir ini diklaim berkurang signifikan dibanding tahun 2022 lalu. Dimana, berdasarkan data DBMSDA Batam ada 48 titik banjir, secara bertahap berkurang menjadi 20 titik banjir setelah adanya program peningkatan drainase.
Selain itu, DBMSDA menargetkan delapan titik banjir bisa berkurang di tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan pembangunan fisik drainase dan normalisasi saluran.
Delapan titik yang direncanakan dilakukan pembangunan fisik dan normalisasi drainase tahun ini adalah di Jalan Villa Depan Panbil, Jalan Trans Barelang, Jalan Depan SP Plaza, Jalan Depan Villa Muka Kuning, Jalan Depan Kantor Camat Nongsa, Kawasan Marina City, kawasan Greenland, dan Tiban Center.
“Delapan titik kita proyeksikan berkurang di tahun 2024 ini, ” .
Diketahui, hujan deras yang mengguyur kawasan Nagoya, Lubukbaja, Rabu (15/5) siang membuat sejumlah ruas jalan kebanjiran. Bahkan, air tergenang setinggi lutut orang dewasa.
Pantauan Batam Pos, ruas jalan yang banjir di antaranya Jalan Imam Bonjol atau di Simpang Martabak HAR Nagoya, Jalan Laksamana Bintan, Sei Panas, depan Rumah Sakit Harapan Bunda, dan di sekitar BCS Mall.
”Airnya sampai lutut. Banyak motor yang mogok,” ujar Rian, salah seorang pengendara motor di dekat Nagoya Hill.
Ia mengatakan, Simpang Martabak HAR Nagoya kerap kebanjiran. Hingga saat ini, tidak ada penanganan atau perbaikan di jalan tersebut. ”Kalau hujan deras, sudah pasti banjir,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Alpan, pengendara lainnya. Ia menilai banjir tersebut disebabkan drainase jalan yang tidak berfungsi. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra