Jumat, 19 April 2024
spot_img

Drainase Induk Wajib Dibangun di Batam

Berita Terkait

spot_img
Genangan Air Di Jalan Raja Isa 3 F Cecep Mulyana
Ilustrasi. Sejumlah kendaraan berjalan merayap saat melewatiJjalan Raja Isa yang kebanjiran, Rabu (25/1). Hujan yang turun dari pagi mengakibatkan sejumlah ruas jalan di Batam tergenang air. F Cecep mulyana/Batam Pos

batampos – Drainase induk wajib dibangun di Kota Batam untuk mencengah banjir dan genangan air yang kerap terjadi saat musim penghujan.

Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Cabang Batam, Prastiwo Anggoro.

“Drainase induk menjadi kebutuhan wajib untuk dibangun di Batam,” kata Prastiwo kepada Batam Pos, Minggu (12/3/2023).

Ia mengatakan, drainase induk sangat penting untuk Batam, dalam menjaga kelangsungan Batam sebagai kota berkembang yang menuju ke kota modern.

Baca Juga: Anggota DPRD Kepri Serahkan Ambulance Boat untuk Masyarakat Pulau Terong

Drainase induk tidak hanya untuk menjaga Batam bebas dari banjir maupun genangan, namun juga sebagai sarana membantu untuk ketersediaan air baku.

“Selain air-air yang tergenang di jalan bisa dikendalikan, penyalurannya juga bermanfaat disalurkan ke Dam atau waduk,” tutur Prastiwo.

Pras menyampaikan, pemerintah sudah membagi kebutuhan pembangunan sesuai ketersediaan anggaran yang ada. Serta pembangunan berdasarkan skala komprehensif. Namun, bukan berarti mengabaikan betapa pentingnya sebuah drainase induk atau primer.

“Kami percaya dan meyakini Pemerintah Kota Batam maupun BP Batam pasti sudah memiliki masterplan pembangunan Batam (termasuk saluran induk/primer, sekunder dan tersier) dengan menyiapkan lahan ROW untuk drainase,” tuturnya.

Baca Juga: 41 Wisman Asal Cina Kunjungi Batam, Huang Cun Cun: Orang Batam Sangat Ramah

“Tapi, semuanya kembali lagi, bahwa drainase ini harus menjadi skala prioritas bagi pemerintah kedepannya, mengingat curah hujan yg meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Kami berharap pemerintah di Batam segera merealisasikan pembangunan drainase induk ini,” ucap Pras lagi.

Ia mengatakan, drainase induk sebuah kewajiban mendesak. Hal ini dibuktikan genangan air bertebaran saat musim hujan datang. Apabila drainase induk belum dibangun, ia memastikan banjir atau genangan air akan tetap menjadi problem Batam ke depannya.

“Kondisi ini apabila tidak diantisipasi, pasti akan banyak menyebabkan kerugian bagi warga Batam. Dan tidak sinkron dengan pembangunan yang saat ini sangat gencar dilakukan pemerintah, sehingga seolah olah seperti tidak direncanakan,” tuturnya.

Pras mengatakan, sesuai dengan amanat Undang-Undang No 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran, menyatakan siap berkolaborasi apabila dibutuhkan pemikiran terkait hal-hal teknik.

Baca Juga: Pemko Batam Gelar Pasar Murah 20 Kali untuk Tekan Harga Sembako Saat Ramadan

Apakah permasalahan banjir tidak bisa diselesaikan dengan sumur resapan? Pras menilai kondisi tanah Batam yang mengandung bauksit, solusi sumur resapan tidak cocok.

Sumur resapan, kata Pras tidak terlalu berguna dalam mengatasi banjir. “Solusi terbaik adalah dengan segera membangun drainase induk yang terintegrasi di Batam dengan konstruksi beton,” ucapnya.

Menurut Pras, bangunan drainase konstruksi beton sangat baik untuk mengatur aliran air. Selain itu, biaya perawatannya juga terbilang murah.

Drainase konstruksi beton menggunakan sistem elevasi yang terintegrasi, dapat mengontrol aliran air ini untuk bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku ke dam atau waduk yang ada di Batam.

Pras mengatakan, selain membuat drainase induk. Salah satu hal yang paling penting lainnya adalah melakukan pendalaman di beberapa waduk.

Baca Juga: BP Batam Teken Komitmen Pelaksanaan Aksi Pencegahan Korupsi Bersama 18 Kementerian/Lembaga

Sebab, ia melihat beberapa waduk sudah mengalami pendangkalan seperti Dam Sungai Harapan dan Dam Duriangkang.

Ia mengatakan, dua dam tersebut sudah tertimbun sedimen tanah, akibat pematangan lahan. Sehingga, penampungan air di dam tersebut tidak maksimal.

“Bisa lihat secara visual untuk lokasi Dam Sei Harapan yang sekarang sudah sangat tinggi sedimennya, sehingga air hujan yang harusnya bisa masuk ke waduk malah langsung terbuang ke laut, melalui spillway yang juga membuat banjir di muara menuju ke sungai di Sekupang,” jelasnya.

“Kami juga meminta agar pemerintah lebih memperhatikan pekerjaan pematangan lahan yang harus dikontrol dengan baik untuk mencegah banjir ke lingkungan perumahan masyarakat, yang biasanya dilakukan pada saat pembukaan lahan untuk pembangunan,” tutur Pras lagi.

Ia mengatakan, setiap pekerjaan pematangan, juga harus segera dilakukan reboisasi dan penghijauan. Ia mengatakan sangat banyak lahan terbuka di Batam yang tidak di reboisasi dan dibiarkan terbuka. Lahan-lahan itu menjadi sumber banjir.

“Pemerintah harus segera tuntaskan permasalahan ini,” ucap Pras.(*)

Reporter: Fiska Juanda

spot_img

Update